
BRASILIA, KOMPAS.com – Beberapa minggu sebelum pendaki asal Brasil, Juliana Marins, ditemukan tewas setelah terjatuh dari tebing Gunung Rinjani, ia sempat mengirim pesan menyentuh kepada keluarganya.
“Aku tidak takut,” tulis Juliana dalam pesan yang dikirim kepada ibunya, Estela Marins.
Pesan itu dikirimkan oleh Juliana saat ia memulai perjalanannya keliling Asia Tenggara. Wanita berusia 26 tahun ini mencoba meyakinkan ibunya agar tidak khawatir.
Baca juga: Ayah Juliana Marins Salahkan Pemandu, Tinggalkan Putrinya untuk Merokok
“Mami, aku sangat mencintaimu. Aku hancur saat kita berpisah,” imbuh Juliana.
“Satu-satunya hal yang membuatku khawatir adalah mengecewakanmu, papi, atau adikku. Selain itu, aku tidak takut pada apa pun, apalagi pada masalah.”
Dalam pesan tersebut, Juliana juga memuji ibunya yang ia anggap berhasil mendidiknya menjadi pribadi yang kuat, sehingga ia yakin dapat mengatasi segala masalah yang ia hadapi dalam perjalanan.
“Aku dibesarkan oleh seorang perempuan yang bisa mengatasi masalah apa pun dan tak takut untuk mengejar mimpinya. Aku juga begitu. Aku punya keinginan dan mimpi yang berbeda,” katanya.
Tak kalah mengharukan, Juliana juga menunjukkan rasa cintanya pada keluarganya lewat pesan tersebut.
“Aku sangat mencintai kalian semua! Dan aku akan selalu bersyukur atas segala dukungan, perhatian, dan kasih sayang. Itu yang membuatku tidak takut,” tambahnya.
Terjatuh dari ketinggian 500 meter
Nasib tragis menimpa Juliana di akhir pendakian ke Gunung Rinjani, gunung berapi aktif tertinggi kedua di Indonesia.
Baca juga: Cerita Pendaki Irlandia Hampir Tewas di Rinjani, Nyaris Bernasib seperti Juliana Marins
Ia dilaporkan terjatuh dari ketinggian sekitar 500 meter ke dalam kawah pada Sabtu (28/6/2025).
Menurut laporan keluarga, Juliana sempat beristirahat selama satu jam dalam kondisi kelelahan sebelum insiden terjadi. Ia kemudian terjebak selama empat hari sambil terus berteriak minta tolong.
Kisah penyelamatannya pun menjadi sorotan internasional. Banyak yang mempertanyakan kesiapan dan koordinasi tim penyelamat. Keluarga menilai proses evakuasi berjalan lambat.
“Pemerintah Brasil tidak memberi dukungan,” kata ayah Juliana kepada stasiun TV Globo.
“Kami sudah coba hubungi pemerintah, tapi tidak ada bantuan. Ini sangat menyedihkan dan serius. Dia warga Brasil berusia 26 tahun, dan tak ada yang peduli, selain keluarga dan teman-temannya,” imbuhnya.
Pernyataan tersebut kemudian dibantah oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dan Basarnas (Badan SAR Indonesia) yang mengeklaim bahwa puluhan tenaga penyelamat telah dikerahkan untuk membantu proses evakuasi Juliana.
Namun, topologi dan cuaca dingin ekstrem menghambat proses evakuasi tersebut.
Juliana akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa pada hari keempat pencarian.
Tim penyelamat mengumumkan, “Hari ini tim berhasil mencapai lokasi Juliana Marins. Dengan sangat sedih kami informasikan bahwa ia tidak selamat. Kami tetap berterima kasih atas semua doa, pesan kasih sayang, dan dukungan yang kami terima.”
Baca juga: Brasil Akan Gugat Indonesia jika Kematian Juliana Marins di Rinjani Terbukti akibat Kelalaian








Leave a Comment