Kronologi Tewasnya Prada Lucky, Akibat ‘Pendisilpinan’ Fisik?

Admin Utama

August 8, 2025

3
Min Read

SEORANG prajurit TNI AD yang baru dua bulan berdinas, Prada Lucky Namo, meninggal setelah dirawat di rumah sakit. Orang tuanya menduga ia meninggal akibat dianiaya seniornya saat bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, NTT.

“Saya ingin agar negara hadir dan mengungkap pelaku penyebab kematian anak saya,” kata Sersan Mayor Christian Namo, orang tua Lucky, kepada Antara di Kupang, Jumat, 8 Agustus 2025.

Dia mengatakan kecewa karena dua rumah sakit di Kota Kupang yakni RS Tentara dan RS Polri menolak untuk mengautopsi anaknya.

Almarhum Prajurit Dua Lucky Namo, yang mempunyai nama lengkap Lucky Chepril Saputra Namo, merupakan anggota TNI baru lulus pendidikan dua bulan. Usai sah menjadi anggota TNI dia langsung ditempatkan di Batalion Pembangunan 843.

Batalion itu baru mendarat di daerah Nagekeo kurang lebih satu bulan untuk membantu pembangunan masyarakat di daerah tersebut.

Dari sejumlah foto dan video yang beredar, kata Christian Namo, tubuh Prada Lucky dipenuhi dengan sejumlah Lebam dan memar.

Menurut dia, ada sejumlah luka seperti tusukan di kaki dan di belakang tubuhnya. Korban sempat dilarikan ke Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo namun kemudian dinyatakan meninggal pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Menurut laporan Antara, pihak Korem 161/Wira Sakti hingga saat ini, belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait kasus kematian Prada Lucky.

Seorang sumber di Korem 161/Wira Sakti hanya menyampaikan saat ini masih dalam penyelidikan terkait kasus itu.

Kasus Sedang Ditangani

Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Infanteri Candra mengatakan kasus ini sedang ditangani secara intensif oleh instansinya.

Para personil TNI AD yang diduga terlibat dalam penganiayaan Prada Lucky sudah ditahan. Namun dia tidak menjelaskan berapa jumlah prajurit yang diduga terlibat.

“Saat ini sedang dilakukan proses penyelidikan dan pemeriksaan,” kata dia saat dihubungi Tempo, pada Jumat, 8 Agustus 2025.

Pemeriksaan terhadap terduga pelaku penyiksaan ke Prada Lucky itu dilakukan oleh Sub Detasemen Polisi Militer Kupang. “Peristiwa ini menjadi perhatian serius bagi kami di Kodam IX/Udayana dan jajaran,” ujarnya.

Adapun Prada Lucky Chepril disebut baru masuk ke TNI pada awal tahun ini. Dia kemudian ditugaskan di Batalion TP 834 Wakanga Mere yang terletak di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

Prada Lucky menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo, Kecamatan Aesesa, Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 6 Agustus 2025. Korban sempat dirawat beberapa hari sebelum akhirnya dinyatakan meninggal.

Petugas yang mengurusi jenazah Prada Lucky menyebutkan ada beberapa luka sayat dan lebam di tubuh korban. Bekas luka akibat sundutan rokok juga membalas di punggung Prada Lucky.

Bukan Kejadian Pertama

Penganiayaan terhadap prajurit oleh seniornya hingga menyebabkan korban tewas seperti diduga dialami Prada Lucky bukan yang pertama terjadi.

Pada tahun 2023, Prada MZR tewas akibat dianiaya enam seniornya di Batalyon Zeni Tempur 4/TK.

“Dari hasil penyidikan Pomdam IV/ Diponegoro, jumlah yang diperiksa dan ditahan bertambah empat orang. Jadi total enam orang,” kata Kepala Penerangan Kodam 4/ Diponegoro Kolonel Richard Harison di Semarang, 3 Desember 2023, seperti dikutip Antara.

Peristiwa tersebut bermula ketika para prajurit yunior dikumpulkan pada 30 November 2023 malam oleh para seniornya untuk dilakukan ‘pendisiplinan’ fisik, seperti dilaporkan Detik.

Model perploncoan ini rupanya makan korban Prada MZR. Belum diketahui apakah kematian Prada Lucky juga akibat ‘pendisiplinan’ fisik ini.

Novali Nugroho berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor Cara Kejaksaan Agung Memburu Tersangka Korupsi di Luar Negeri

Leave a Comment

Related Post