Trump Ancam Naikkan Tarif India Gara-gara Minyak Rusia

Admin Utama

August 5, 2025

3
Min Read

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengancam akan menaikkan tarif impor terhadap India. Dalam unggahan di platform Truth Social pada Senin, 4 Agustus 2025, Trump menyebut India membeli minyak Rusia dalam jumlah besar, lalu menjualnya kembali di pasar terbuka demi keuntungan besar.

India tidak hanya membeli minyak Rusia dalam jumlah besar, mereka lalu menjual sebagian besar minyak itu kembali di Pasar Terbuka untuk keuntungan besar,” tulis Trump.

Ia menuding India tak peduli dengan jumlah korban jiwa di Ukraina akibat serangan militer Rusia. Karena itu, saya akan menaikkan secara signifikan tarif yang dibayar India ke Amerika Serikat,” ungkapnya.

Dilansir dari Politico, ancaman ini muncul hanya beberapa hari sebelum tenggat 8 Agustus, batas waktu yang ditetapkan Trump agar Rusia menyepakati gencatan senjata di Ukraina.

Jika Presiden Vladimir Putin tidak segera menghentikan agresinya, Trump mengancam akan memberlakukan tarif sekunder hingga 100 persen terhadap negara-negara yang masih membeli produk Rusia, terutama energi.

Namun, dua mitra dagang utama Rusia saat ini adalah Cina dan India, dua negara yang justru sedang diajak berunding oleh pemerintahan Trump untuk menjalin kesepakatan dagang baru.

India Menolak Dituding Sepihak

Pemerintah India menanggapi ancaman Trump dengan pernyataan keras. “Penargetan terhadap India tidak berdasar dan tidak masuk akal,” ujar Kementerian Luar Negeri India dalam pernyataan resmi.

India juga menuding Amerika Serikat dan Uni Eropa bersikap munafik karena masih berdagang dengan Rusia. “Sangat jelas bahwa negara-negara yang mengkritik India justru masih melakukan perdagangan dengan Rusia. Tidak seperti kami, perdagangan mereka bahkan bukan kebutuhan nasional yang mendesak,” tulis pernyataan itu.

Pemerintah India menyatakan bahwa impor minyak dari Rusia dilakukan untuk memastikan biaya energi yang terjangkau dan stabil bagi warganya. Ancaman tarif terbaru ini menjadi yang kedua dalam waktu kurang dari seminggu. Sebelumnya, pada Rabu lalu, Trump mengumumkan tarif baru sebesar 25 persen terhadap India karena dianggap mempersulit akses perdagangan AS.

Ia juga menyatakan sedang menyiapkan sanksi tambahan atas kerja sama militer India dengan Rusia. Padahal, Gedung Putih sempat memberi sinyal bahwa perjanjian dagang dengan India hampir tercapai.

Kunjungan Wakil Presiden JD Vance ke India pada April lalu, sempat memunculkan harapan akan adanya kesepakatan.

Rusia Buka Suara

Rusia ikut merespons perkembangan tarif ini. Dikutip dari The Indian Express, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyebut kebijakan tarif dan sanksi AS sebagai bentuk tekanan politik yang bermotif hegemonik.

“Sanksi dan pembatasan sayangnya telah menjadi ciri utama dari periode sejarah saat ini, mempengaruhi negara-negara di seluruh dunia,” kata Zakharova. Rusia menilai AS belum mampu menerima kenyataan bahwa dominasinya mulai melemah dalam tatanan dunia multipolar yang tengah berkembang.

“Mereka terus menjalankan agenda neokolonial, menggunakan tekanan ekonomi bermotif politik terhadap negara-negara yang memilih jalur independen di panggung internasional,” ungkapnya menambahkan.

Pilihan Editor: Penasihat Trump Kecam India Beli Minyak Rusia, Tuding Biayai Perang

Leave a Comment

Related Post