Tarif Trump Hantam RI? Negosiasi Rahasia Mendag Bikin Geger!

Admin Utama

August 7, 2025

3
Min Read

Heboh! Ekspor Indonesia Kena Tarif 19% dari Amerika Serikat, Ada Apa Sebenarnya? Kabar mengejutkan datang dari kancah perdagangan internasional! Amerika Serikat kini secara resmi memberlakukan tarif resiprokal sebesar 19 persen untuk produk-produk asal Indonesia. Ini bukan sekadar angka, melainkan langkah besar yang bisa memengaruhi banyak hal!

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan bahwa kebijakan tarif 19 persen ini sudah berlaku efektif sejak 7 Agustus 2025. “Resiprokal berjalan tanggal 7 Agustus sambil juga negosiasi,” ujar Budi Santoso di kantor Kementerian Perdagangan. Namun, jangan panik dulu! Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam. Tim negosiasi masih gencar melobi Amerika Serikat untuk mendapatkan tarif yang lebih kecil, bahkan menargetkan 0 persen, terutama untuk komoditas-komoditas yang memang tidak diproduksi di sana. Targetnya, negosiasi ini bisa rampung sebelum 1 September 2025.

Menariknya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto justru melihat tarif 19 persen yang dikenakan kepada Indonesia ini sebagai salah satu yang terendah di kawasan Asia Tenggara. Kecuali Singapura yang mendapat tarif 10 persen, negara-negara ASEAN lainnya dikenakan minimal 19 persen. “Seluruh negara ASEAN hampir selesai (negosiasi), dan negara-negara ASEAN, kecuali Singapura, tarifnya paling rendah 19 persen,” jelas Airlangga.

Ini artinya, daya saing ekspor Indonesia di pasar Amerika Serikat tetap menjanjikan. Bayangkan saja, pesaing utama kita di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), India, justru harus menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi, yakni 25 persen! “Kalau level of playing field-nya sama, berarti yang ditingkatkan daya saing saja dan beberapa komoditas kita yang memang AS tidak produksi diberi tarif lebih rendah,” kata Airlangga, memompa semangat bahwa Indonesia masih punya peluang besar untuk bersaing.

Tak hanya itu, ada kabar gembira lainnya yang patut dicatat! Beberapa komoditas penting Indonesia malah mendapat keistimewaan tarif nol persen. Sebut saja konsentrat tembaga (copper concentrate) dan katoda tembaga (copper cathode). Ini bukan kebetulan semata, melainkan buah dari pembahasan strategis antara kedua negara terkait perdagangan mineral. “Jadi itu sejalan dengan pembicaraan untuk mineral strategis, antara lain copper, dan itu AS sudah umumkan juga. Itu yang Indonesia sebut industrial commodities, jadi produk hasil proses sekunder setelah bijih (ore), sejalan dengan apa yang diumumkan juga oleh Menteri Perdagangan dari Gedung Putih,” terang Airlangga.

Jadi, meski ada “guncangan” tarif 19 persen dari Amerika Serikat, Indonesia ternyata punya strategi matang dan keunggulan kompetitif. Kita tidak hanya bernegosiasi untuk menurunkan tarif, tetapi juga berhasil mengamankan tarif nol persen untuk komoditas strategis. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi dan meningkatkan ekspor Indonesia di tengah dinamika perdagangan global. Bagaimana menurutmu strategi ini? Apakah Indonesia akan semakin perkasa di pasar ekspor AS? Yuk, bagikan pendapatmu di kolom komentar dan jangan lupa sebarkan kabar baik ini kepada teman-temanmu!

Leave a Comment

Related Post