Tarif Ekspor AS Dihapus: Apindo Bongkar Dampaknya ke Indonesia!

Admin Utama

July 16, 2025

3
Min Read

Sains Indonesia – Jakarta – Deal dengan Trump, Untung atau Buntung? Penghapusan tarif ekspor ke AS bikin Apindo Buka Suara! Kabar terbaru dari dunia perdagangan internasional bikin kita bertanya-tanya: apakah langkah Indonesia ini cerdas atau justru blunder? Apindo akhirnya angkat bicara soal kebijakan kontroversial penghapusan tarif ekspor produk Amerika Serikat ke Indonesia. Katanya sih, ini demi memuluskan jalan agar tarif ekspor kita ke AS dipangkas dari 32% jadi 19%. Tapi, beneran gitu?

Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, menjelaskan bahwa penghapusan tarif ini adalah bagian dari negosiasi untuk mengurangi defisit perdagangan yang dialami AS. “Kalau kita nggak lakukan ini, eksportir padat karya kita yang bakal kena getahnya,” ujarnya. Waduh, jadi serba salah ya?

Dalam negosiasi yang alot itu, Apindo menyarankan pemerintah untuk fokus pada skenario win-win solution. Caranya? Tingkatkan impor komoditas strategis dari Amerika yang memang kita butuhkan. Misalnya, kapas, jagung, produk susu, kedelai, dan minyak mentah. Untungnya, tarif untuk produk-produk ini relatif rendah, sekitar 0-5%.

Shinta juga menambahkan bahwa kesepakatan dagang ini sejalan dengan strategi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor. Apalagi, perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) sudah hampir final. “Kita juga akan genjot ekspor ke pasar tradisional seperti Uni Eropa dan pasar non-tradisional lainnya untuk nambah surplus perdagangan,” katanya.

Kabar kesepakatan ini pertama kali diumumkan oleh Trump lewat media sosial Truth Social. Dia bahkan mengklaim berunding langsung dengan Presiden Prabowo! “Indonesia akan membayar tarif 19% ke AS untuk semua barang yang mereka ekspor ke kita, sementara ekspor AS ke Indonesia bebas tarif dan hambatan non-tarif,” tulis Trump di akun @realDonaldTrump. Hmm, kok kayaknya berat sebelah ya?

Selain itu, Trump juga membocorkan bahwa Indonesia berkomitmen investasi di sektor energi senilai US$ 15 miliar, produk pertanian senilai US$ 4,5 miliar, dan pembelian 50 pesawat Boeing. Gede banget!

Tapi, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, punya pandangan berbeda. Menurutnya, negosiasi tarif ini menyimpan risiko tinggi bagi neraca perdagangan Indonesia. Tarif 19% memang bisa menguntungkan ekspor produk kita seperti alas kaki, pakaian jadi, CPO, dan karet. Tapi, impor produk dari AS juga bakal membengkak, terutama untuk sektor minyak dan gas, produk elektronik, suku cadang pesawat, serealia, dan produk farmasi. Bisa tekor nih!

Bhima menyarankan agar pemerintah lebih fokus mendorong akses pasar ke Eropa (jika IEU-CEPA disahkan) dan pasar intra-ASEAN. “Jangan terlalu bergantung pada ekspor ke AS, karena hasil negosiasi tarif ini tetap merugikan posisi Indonesia,” tegasnya.

Jadi, Kesimpulannya Gimana?

Kebijakan penghapusan tarif ekspor ke AS ini memang punya dua sisi mata uang. Di satu sisi, bisa memacu ekspor produk-produk tertentu. Tapi di sisi lain, impor dari AS juga berpotensi melonjak dan mengancam neraca perdagangan kita. Pemerintah perlu hati-hati dan cerdik dalam memanfaatkan peluang ini, serta tidak melupakan pasar-pasar potensial lainnya.

Menurut kamu, deal dengan Trump ini lebih banyak untungnya atau buntungnya buat Indonesia? Yuk, share pendapatmu di kolom komentar! Jangan lupa sebarkan artikel ini ke teman-temanmu supaya makin banyak yang melek soal isu ekonomi terkini!

Leave a Comment

Related Post