OMG! Dunia Gempar! Israel Nekat Caplok Gaza?! Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Para pemimpin dunia angkat bicara! Mereka mengecam keras rencana Israel untuk merebut Kota Gaza, wilayah terakhir yang tersisa (sekitar 25%) di Jalur Gaza yang belum sepenuhnya dikuasai. Kekhawatiran memuncak, mereka memperingatkan bahwa tindakan ini akan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah sangat parah. Inggris dan Finlandia, misalnya, lantang menyerukan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Seperti dilansir Euronews pada Jumat, 8 Agustus 2025, kabinet keamanan Israel menyetujui rencana kontroversial ini pada pagi hari. Keputusan ini menandai eskalasi baru dalam konflik di Gaza, yang mereka sebut sebagai upaya memerangi Hamas, yang telah berlangsung hampir dua tahun. Serius, sampai kapan?!
Pengumuman yang dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ini muncul setelah perdebatan panjang dan alot di antara para pejabat keamanan senior sejak Kamis malam.
Keputusan untuk menguasai Kota Gaza ini sejalan dengan pernyataan Netanyahu sebelumnya yang mengatakan bahwa militer akan “mengambil alih kendali seluruh Gaza,” meskipun ia bersikeras bahwa Israel tidak berniat menduduki Jalur Gaza secara permanen. Kita lihat saja nanti!
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer tanpa basa-basi mengecam langkah tersebut, dengan mengatakan: “Keputusan Israel untuk lebih meningkatkan serangannya di Gaza adalah salah dan kami mendesaknya untuk segera mempertimbangkan kembali.”
“Tindakan ini tidak akan mengakhiri konflik ini atau membantu mengamankan pembebasan para sandera. Tindakan ini hanya akan membawa lebih banyak pertumpahan darah,” tegas Starmer.
“Yang kita butuhkan adalah gencatan senjata, lonjakan bantuan kemanusiaan, pembebasan semua sandera oleh Hamas, dan solusi yang dinegosiasikan.”
Starmer menambahkan bahwa Hamas “tidak dapat berperan dalam masa depan Gaza dan harus pergi serta melucuti senjata.” Inggris, katanya, sedang bekerja sama dengan sekutu dalam strategi jangka panjang untuk membangun perdamaian di kawasan itu “sebagai bagian dari solusi dua negara.”
Menteri Luar Negeri Finlandia Elina Valtonen juga menyuarakan kekhawatiran serupa, menyatakan bahwa ia “sangat khawatir” tentang memburuknya kondisi kemanusiaan di Gaza.
Sementara Menteri Luar Negeri Swedia Maria Malmer Stenergard menegaskan bahwa pendudukan Israel terhadap Gaza merupakan pelanggaran hukum internasional.
“Saya memandang keputusan yang telah dibuat pemerintah Israel dengan sangat prihatin. Kita membutuhkan gencatan senjata dan keputusan ini berisiko membawa perkembangan ke arah yang berlawanan,” ujarnya, menurut lembaga penyiaran publik Swedia, SVT seperti dilansir Anadolu.
Stenergard menggarisbawahi bahwa setiap upaya Israel untuk mencaplok atau mengubah wilayah Gaza adalah melanggar hukum.
“Saya sebelumnya telah menegaskan kembali bahwa setiap upaya untuk mencaplok, mengubah, atau mengurangi wilayah Gaza akan melanggar hukum internasional,” tegasnya.
Di Australia, Menteri Luar Negeri Penny Wong meminta Israel untuk mundur, memperingatkan bahwa “pengungsian paksa permanen merupakan pelanggaran hukum internasional.”
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkomentar awal pekan ini bahwa keputusan itu “sebenarnya terserah Israel”. Ia justru menyalahkan Hamas karena menghambat negosiasi. “Mereka sebenarnya tidak ingin mencapai kesepakatan,” ujarnya. What?!
Hamas telah menawarkan untuk mengembalikan seluruh sandera dan tawanan perang dengan imbalan berhentinya perang di Gaza secara permanen dan masuknya bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Tapi, Israel keras kepala menolak tanpa alasan yang jelas. Kenapa ya?
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Türk mengecam langkah tersebut, dengan mengatakan: “Rencana pemerintah Israel untuk mengambil alih sepenuhnya Jalur Gaza yang diduduki secara militer harus segera dihentikan.”
“Hal ini bertentangan dengan putusan Mahkamah Internasional (ICJ) yang menyatakan bahwa Israel harus mengakhiri pendudukannya sesegera mungkin, demi terwujudnya solusi dua negara yang disepakati, dan demi hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri,” ia menambahkan.
Sejumlah negara yang pro-Palestina mendesak dunia internasional menghentikan rencana Israel. Seperti dilansir Al Arabiya, Turki mendesak masyarakat internasional untuk mencegah rencana Israel menguasai Kota Gaza, dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan “pukulan berat” bagi perdamaian dan keamanan.
“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memenuhi tanggung jawabnya guna mencegah pelaksanaan keputusan ini, yang bertujuan untuk mengusir paksa warga Palestina dari tanah mereka sendiri,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Sementara Kemlu Cina menegaskan seperti dilansir Al Arabiya bahwa Gaza adalah milik rakyat Palestina dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah Palestina.
“Cara yang tepat untuk meredakan krisis kemanusiaan di Gaza dan mengamankan pembebasan para sandera adalah gencatan senjata segera,” kata Kemlu Cina.
“Resolusi penuh atas konflik Gaza bergantung pada gencatan senjata; hanya dengan demikian jalan menuju de-eskalasi dapat dibuka dan keamanan regional terjamin,” ujar juru bicara tersebut.
Deklarasi Kejahatan Perang?
Reaksi di dalam Israel juga terpecah. Pemimpin oposisi Yair Lapid mengecam rencana pemerintah tersebut, dengan mengatakan bahwa rencana tersebut bertentangan dengan nasihat pimpinan militer.
“Rencana tersebut sepenuhnya bertentangan dengan posisi militer dan lembaga pertahanan, tanpa mempertimbangkan kelelahan dan keletihan pasukan tempur,” ujarnya.
Panglima Militer Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir sebelumnya memperingatkan pada Kamis bahwa rencana tersebut akan membahayakan nyawa para sandera dan semakin membebani militer.
Zamir telah berulang kali berselisih dengan kabinet keamanan dalam beberapa hari terakhir, terutama mengenai proposal Gaza.
Sebelum sidang kabinet keamanan pada Kamis, Netanyahu membantah Israel memiliki niat untuk mengendalikan Gaza secara permanen.
“Kami tidak ingin mempertahankannya. Kami ingin memiliki perimeter keamanan,” klaim pemimpin Israel itu kepada Fox News. “Kami tidak ingin mengaturnya. Kami tidak ingin berada di sana sebagai badan pemerintahan.”
Ia mengatakan bahwa Israel bermaksud menyerahkan Jalur Gaza kepada koalisi pasukan Arab yang akan memerintahnya. Oke deh, kita catat omongannya!
Pengumuman ini muncul di tengah peringatan dari berbagai organisasi kemanusiaan mengenai kondisi parah di Gaza, di mana kelaparan dan pengungsian meluas meningkat setiap harinya.
Konflik Israel di Gaza telah menggusur hampir seluruh penduduk Gaza dan menghancurkan lebih dari 60 persen bangunan dan infrastruktur di wilayah tersebut. Blokade total Israel terhadap bantuan kemanusiaan membuat 2 juta penduduk Palestina di Gaza dalam kelaparan. Ngeri banget!
Perang dimulai ketika pejuang Palestina Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera dan ditawan. Lima puluh sandera masih ditahan, meskipun kurang dari setengahnya diyakini masih hidup.
Serangan Israel selanjutnya mengakibatkan kematian lebih dari 61.250 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Militer Israel mengatakan hampir 900 tentaranya telah tewas sejak dimulainya perang.
Kabinet Keamanan Israel Setujui Usul Netanyahu untuk Kuasai Kota Gaza
Kesimpulan:
Keputusan Israel untuk terus melanjutkan agresi di Gaza menuai kecaman dari berbagai penjuru dunia. Dampaknya terhadap kemanusiaan sudah sangat mengerikan, dan banyak pihak khawatir eskalasi ini hanya akan memperburuk situasi. Gencatan senjata dan solusi damai adalah satu-satunya jalan keluar.
Sekarang giliran kamu! Apa pendapatmu tentang rencana Israel ini? Apakah dunia akan terus diam menyaksikan? Share pendapatmu di kolom komentar dan bagikan artikel ini ke teman-temanmu! Mari bersuara untuk kemanusiaan!









Leave a Comment