Rekam Jejak dan Kontroversi Irjen Karyoto yang Diangkat Jadi Kabarhakam Polri

Admin Utama

August 6, 2025

5
Min Read

KAPOLRI Jenderal Listyo Sigit Prabowo kembali melakukan rotasi jabatan di lingkungan Polri. Salah satu nama yang masuk dalam daftar mutasi adalah Inspektur Jenderal Karyoto. Ia ditunjuk sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, menggantikan Komisaris Jenderal Fadil Imran yang ditunjuk menjadi Astamaops Kapolri.

Penunjukan ini tertuang dalam surat telegram bernomor ST/1764/VIII/KEP./2025 tertanggal 5 Agustus 2025. “Irjen Pol Karyoto, S.I.K. NRP 68100292 Kapolda Metro Jaya diangkat dalam jabatan baru sebagai Kabaharkam Polri,” bunyi surat tersebut. Jabatan Kapolda Metro Jaya yang ditinggalkan Karyoto kini diisi oleh Irjen Asep Edi Suheri, yang sebelumnya menjabat Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal (Wakabareskrim) Polri.

Irjen Karyoto sempat menjadi sorotan publik usai pernikahan putri sulungnya, Luthfianisa Putri Karlina, dengan Maulana Akbar Mulyadi—anak dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi—menelan korban jiwa dalam pesta rakyat yang digelar pada Jumat, 18 Juli 2025 lalu.

Lantas, seperti apa rekam jejak dari Irjen Karyoto yang kini diangkat menjadi Kabarhakam Polri? Simak informasinya berikut ini.

Rekam Jejak Irjen Karyoto

Karyoto merupakan perwira tinggi Polri yang lahir di Pemalang, Jawa Tengah, pada Oktober 1968. Dia menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1990.

Karyoto dikenal sebagai perwira yang banyak berkecimpung di bidang reserse. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Ketapang, Kapolresta Barelang, serta Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Selain itu, ia juga pernah dipercaya sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2014.

Selain bertugas di kepolisian, Karyoto juga memiliki pengalaman bekerja di luar struktur Polri. Ia pernah mengemban amanah sebagai Direktur Analis Pemutus Jaringan Internasional di Badan Narkotika Nasional (BNN). Setelah masa tugas di BNN, ia kembali ditugaskan di Polri sebagai Analis Utama Kebijakan Utama bidang Tindak Pidana Korupsi di Bareskrim pada tahun 2018.

Melansir dari Antara, Karyoto juga pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Sulawesi Utara dan Wakapolda Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2019.

Pada April 2020, Karyoto kembali ditugaskan di luar struktur Polri. Dia dipercaya untuk menjabat sebagai Deputi Penindakan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penugasan di KPK menjadi salah satu fase penting dalam karier Karyoto. Selama menjabat sebagai Deputi Penindakan, ia menangani berbagai kasus besar. Salah satu perkara yang ia tangani adalah kasus dugaan korupsi izin ekspor benih lobster yang melibatkan Menteri Kelautan dan Perikanan kala itu, Edhy Prabowo.

Setelah hampir tiga tahun bertugas di KPK, pada 27 Maret 2023, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengangkat Karyoto sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya atau Kapolda Metro Jaya. Lebih dari setahun bertugas, Karyoto kini diangkat menjadi Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri.

Kontroversi Irjen Karyoto

Selama menjadi perwira tinggi di Polri, Karyoto kerap kali terseret sejumlah kontroversi. Berikut beberapa kontroversi yang mengikuti jenderal bintang dua tersebut.

Isu Mutasi di KPK

Nama Karyoto ramai dibicarakan saat KPK mengusut Formula E. Ia bahkan dipulangkan oleh KPK ke institusi asalnya, Polri. Karyoto disebut-sebut tidak sependapat dengan Ketua KPK saat itu, Firli Bahuri, dalam soal pengusutan Formula E.

Dilansir dari Koran Tempo edisi 5 April 2023, Karyoto bersama Endar Priantoro sepakat untuk tidak menaikkan kasus Formula E karena perkara tersebut dianggap belum cukup bukti. Sementara itu, Firli bersama tiga pemimpin KPK lainnya mendesak agar perkara pengusutan Formula E dinaikkan ke tahap penyidikan.

Perpecahan internal ini diduga menjadi alasan Firli Bahuri mengirimkan surat rekomendasi promosi untuk Karyoto dan Endar kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada 11 November 2022. Menjawab surat tersebut, Listyo menyetujui untuk menarik Karyoto dan mempromosikannya menjadi Kapolda Metro Jaya.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan usulan tersebut agar para pegawai KPK dapat mengembangkan karier mereka. “KPK membenarkan adanya surat usulan promosi bagi Deputi Penindakan Karyoto,” kata Ali melalui keterangan tertulis pada Jumat, 10 Februari 2023, seperti dikutip dari Tempo.

Mandeknya Pengusutan Kasus Firli Bahuri

Saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, salah satu kasus yang ditangani oleh Karyoto adalah perkara suap mantan Ketua KPK Firli Bahuri. Berkas kasus tersebut mandek usai dua kali dikembalikan oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta pada Desember 2023 dan Februari 2024. Namun hingga saat ini, kasus tersebut belum diketahui kelanjutannya.

Dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Balai Polda Metro Jaya, Kamis, 8 Mei 2025, Karyoto memastikan akan mengurus secara langsung berkas perkara tersebut agar segera dapat dinyatakan selesai oleh jaksa dan dibawa ke pengadilan. “Nanti urusan saya itu,” ujar Karyoto.

Sebelumnya, Irjen Karyoto berjanji akan menyelesaikan kasus Firli dalam waktu 1-2 bulan di awal 2025. “Mudah-mudahan ya kami berusaha secepatnya 1-2 bulan lagi selesai,” kata Karyoto dalam forum rilis akhir tahun Kinerja Polda Metro Jaya di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada 31 Desember 2024.

Pesta Pernikahan Anak yang Menelan Korban Jiwa

Pesta rakyat pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan putri Irjen Karyoto menyisakan duka. Dua warga dan seorang personel kepolisian tewas dalam acara yang digelar di Pendopo Kabupaten Garut pada Jumat, 18 Juli 2025. Selain menelan korban jiwa, kericuhan dalam pesta rakyat itu menyebabkan 26 orang dilarikan ke rumah sakit.

Karyoto memilih bungkam ketika ditanyai secara langsung soal insiden tersebut. Perwira tinggi kepolisian itu justru meninggikan nada bicaranya ketika menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Tempo.

“Kamu tahu aturan enggak?” kata Karyoto. Beberapa ajudannya mencegat ketika Tempo ingin meminta konfirmasi lebih lanjut. Karyoto kemudian melaju pergi dengan menggunakan golf car. Dia tidak memberikan komentar tambahan apa pun ihwal insiden yang terjadi saat resepsi pernikahan anaknya digelar.

Pengusutan pesta maut itu kemudian dilimpahkan ke Polda Jawa Barat, setelah sebelumnya ditangani oleh Polres Garut.

Ade Ridwan Yandwiputra, Mirza Bagaskara, Andita Rahma, Annisa Febiola, Oyuk, Ivania Siagian, dan Hendrik Khoirul Muhid berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Kredit Janggal Rumah Prajurit TNI di Masa Dudung Abdurachman

Leave a Comment

Related Post