
Sains Indonesia – Jakarta – Bersiaplah untuk tercengang! Para ilmuwan baru saja mengungkap rahasia evolusi sang raja dinosaurus, Tyrannosaurus Rex! Penemuan fosil di Mongolia menguak spesies baru, leluhur T-Rex yang diberi julukan “Pangeran Naga”! Rahasia apa yang tersimpan di balik fosil berusia jutaan tahun ini? Simak kisahnya!
Fosil ‘Pangeran Naga’ atau Khankhuuluu Mongoliensis, ditemukan pada tahun 1972 dan 1973, awalnya salah diklasifikasikan. Namun, penelitian terbaru oleh Jared Voris dari University of Calgary mengungkapkan kebenaran mengejutkan: ini adalah spesies dinosaurus yang sama sekali baru! Hasil riset ini dipublikasikan dalam jurnal bergengsi, Nature, pada 11 Juni 2025.
“Mereka adalah para pangeran sebelum akhirnya naik tahta menjadi raja,” ungkap Voris, menggambarkan makhluk purba ini sebagai nenek moyang T-Rex. Bayangkan, leluhur sang predator puncak yang berukuran jauh lebih kecil! Dengan panjang sekitar 4 meter dan berat 750 kilogram, Khankhuuluu Mongoliensis jauh lebih mungil daripada keturunannya yang terkenal. Meskipun lebih kecil, ia memiliki lengan yang lebih panjang dibandingkan T-Rex!
Umur fosil yang diperkirakan 86 juta tahun, sekitar 20 juta tahun lebih tua dari T-Rex, memberikan petunjuk penting tentang evolusi Tyrannosaurus. Thomas Holtz, ahli paleontologi vertebrata dari University of Maryland, menekankan betapa pentingnya penemuan ini dalam memahami fase peralihan evolusi Tyrannosaurus.
Voris yakin fosil tersebut berasal dari individu dewasa, bukan anak dinosaurus, berdasarkan ciri-ciri seperti ruas tulang belakang yang menyatu dan tanduk kecil yang berkembang baik. Namun, Holtz menyarankan analisis lebih lanjut diperlukan untuk memastikannya.
Darla Zelenitsky, peneliti dari University of Calgary, menambahkan bahwa Khankhuuluu Mongoliensis kemungkinan memangsa hewan yang lebih kecil, berbeda dengan T-Rex yang dikenal sebagai predator puncak.
Migrasi yang Mengubah Sejarah
Studi ini juga mengungkap pola migrasi menarik antar benua! Sekitar 85 juta tahun yang lalu, Khankhuuluu Mongoliensis atau kerabat dekatnya bermigrasi dari Asia ke Amerika Utara melalui jembatan darat purba di Selat Bering. Migrasi inilah yang kemungkinan besar menjadi cikal bakal Tyrannosaurus yang mendominasi Amerika Utara. Selanjutnya, sekitar 78 juta tahun lalu, terjadi migrasi balik ke Asia, menghasilkan dua subkelompok Tyrannosaurus: spesies raksasa seperti Tarbosaurus Bataar dan spesies ramping seperti Qianzhousaurus Sinensis (si “Pinocchio Rex”). Migrasi ketiga, sekitar 68 juta tahun lalu, membawa spesies besar dari Asia kembali ke Amerika Utara, kemungkinan menjadi nenek moyang T-Rex.
Steve Brusatte, paleontolog dari University of Edinburgh, menyimpulkan betapa migrasi berperan penting dalam membentuk pohon keluarga Tyrannosaurus, mirip dengan sejarah migrasi manusia.
Kesimpulan: Penemuan Khankhuuluu Mongoliensis merupakan lompatan besar dalam pemahaman kita tentang evolusi Tyrannosaurus. Dari “Pangeran Naga” yang mungil hingga sang “Raja Tyrannosaurus” yang perkasa, kisah evolusi ini sungguh menakjubkan!
Apa pendapat Anda tentang penemuan ini? Bagikan pemikiran Anda dan share artikel ini kepada teman-teman Anda! Apakah Anda penasaran dengan penemuan-penemuan dinosaurus lainnya?









Leave a Comment