Polisi Ancam Warga yang Kibarkan Bendera One Piece

Admin Utama

August 2, 2025

3
Min Read

Waduh, ada apa ini? Di tengah semangat perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80, tiba-tiba muncul ketegangan yang tak terduga! Polda Banten mengeluarkan peringatan keras bagi siapa saja yang berani mengibarkan bendera bajak laut One Piece. Ancaman ini bukan main-main, mereka siap bertindak tegas terhadap para penggemar manga fenomenal yang nekat melakukan aksi tersebut di momen sakral kemerdekaan.

Kericuhan ini bermula dari fenomena unik di mana tren mengibarkan bendera khas kelompok Bajak Laut Topi Jerami pimpinan Monkey D Luffy mulai marak. Simbol tengkorak berkalung topi jerami ini, yang dikenal sebagai jolly roger, mendadak menjadi perhatian serius aparat keamanan. Wakapolda Banten, Brigjen Hengki, dengan tegas menyatakan di Tangerang pada Sabtu, 2 Agustus 2025, bahwa tindakan ini adalah bentuk provokasi. “Kalau ada terbukti melakukan pelanggaran dan dia tidak Merah Putih, tentu kami akan tindak tegas,” ujarnya.

Menurutnya, pengibaran bendera selain Merah Putih, apalagi yang disimbolkan sebagai bendera bajak laut, dapat menurunkan derajat dan menodai kehormatan bendera kebanggaan Indonesia. Ia juga menambahkan bahwa aksi semacam ini dapat mencederai perjuangan luar biasa para pahlawan dan pendahulu bangsa yang telah rela berkorban jiwa raga demi meraih dan mempertahankan kemerdekaan. “Kami harus bersyukur atas perjuangan para pendahulu yang berjuang dengan jiwa raganya untuk mempertahankan Indonesia agar merdeka,” tegas Brigjen Hengki, mengingatkan pentingnya rasa syukur dan nasionalisme.

Maka dari itu, Polda Banten sangat berharap agar seluruh masyarakat, khususnya di wilayah Banten, menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi dengan senantiasa mengibarkan bendera Merah Putih. “Jadi harapannya semua bendera Merah Putih dikibarkan,” tandasnya. Ia juga memastikan bahwa situasi ketertiban dan keamanan masyarakat di Banten tetap kondusif, bahkan mengklaim, “Di Banten tidak ada. Banten semua Merah Putih.”

Namun, di balik larangan keras ini, ada cerita panjang dari para penggemar One Piece. Serial manga Jepang yang ditulis dan diilustrasikan oleh Eiichiro Oda ini sudah terbit sejak 22 Juli 1997 dan masih terus berlanjut. Kisah petualangan Monkey D Luffy untuk menjadi raja bajak laut bukan sekadar hiburan biasa. Bagi jutaan penggemarnya, One Piece seringkali merepresentasikan perlawanan gigih terhadap ketidakadilan dan penindasan.

Dalam alur ceritanya, Luffy dan kawan-kawan seringkali berhadapan dengan sistem pemerintahan yang korup, militer yang sadistis, praktik pelanggaran HAM yang kejam, genosida, diskriminasi rasial, hingga upaya licik untuk memanipulasi sejarah. Tidak heran jika banyak penggemar melihat simbol Bajak Laut Topi Jerami sebagai lambang perjuangan untuk kebebasan dan keadilan. Beberapa adegan ikonik dalam komik ini bahkan menjadi cerminan nyata semangat perlawanan tersebut.

Sebut saja momen ketika kelompok Bajak Laut Topi Jerami membakar bendera Pemerintah Dunia, sebuah tindakan berani yang menunjukkan dukungan penuh bagi salah satu rekan mereka, seorang arkeolog yang diburu sejak usia 8 tahun hanya karena mempelajari sejarah yang hilang. Atau ketika Luffy tanpa ragu memukul seorang penguasa dan bangsawan dunia yang semena-mena, karena melecehkan rekannya dan menganggap manusia lain lebih rendah. Adegan-adegan inilah yang membentuk ikatan emosional kuat antara penggemar dan pesan-pesan mendalam dalam One Piece.

Tentu saja, peringatan keras dari Polda Banten ini memicu diskusi menarik: Apakah pengibaran bendera fiksi ini benar-benar ancaman terhadap nasionalisme, atau sekadar bentuk ekspresi penggemar yang disalahartikan? Pertanyaan ini membuka ruang bagi kita untuk merenungkan makna sejati dari patriotisme dan bagaimana kita menghargai simbol-simbol negara di tengah dinamika budaya pop yang terus berkembang. Yang jelas, satu hal tidak bisa dibantah: di momen perayaan kemerdekaan, bendera Merah Putih adalah satu-satunya simbol kebanggaan yang harus berkibar gagah di seluruh penjuru negeri.

Bagaimana menurut Anda? Apakah ancaman ini berlebihan atau justru diperlukan untuk menjaga marwah bangsa? Berikan pendapat Anda dan bagikan artikel ini agar diskusi semakin meluas!

Leave a Comment

Related Post