Ketegangan di perbatasan Kamboja dan Thailand kini mencapai titik didih, pecah menjadi konflik paling mematikan dalam satu dekade terakhir yang merenggut puluhan nyawa. Tapi siapa sangka, di tengah kobaran api pertikaian yang belum juga padam, sebuah negara tetangga yang selama ini tak banyak bicara justru kini maju sebagai juru damai yang dipercaya penuh oleh kedua belah pihak? Inilah peran krusial Malaysia dalam misi perdamaian yang bisa menghentikan pertumpahan darah!
Dalam upaya meredakan eskalasi panas ini, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dijadwalkan akan bertemu di Malaysia pada Senin (28/7) malam waktu setempat. Pertemuan tingkat tinggi ini semata-mata bertujuan untuk membahas langkah konkret penghentian konflik perbatasan yang telah memakan banyak korban.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, menegaskan bahwa negaranya dipercaya penuh sebagai mediator. “Mereka memiliki kepercayaan penuh kepada Malaysia dan meminta saya menjadi mediator,” ungkap Mohamad, mengutip pernyataan yang ia sampaikan kepada kantor berita Bernama. Keputusan ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang luar biasa dari Phnom Penh dan Bangkok terhadap Kuala Lumpur.
Mohamad juga menjelaskan bahwa ia telah berbicara langsung dengan para Menteri Luar Negeri dari kedua negara yang bertikai. Hasilnya, disepakati bahwa proses mediasi ini akan berjalan secara eksklusif, tanpa melibatkan negara lain demi menjaga fokus dan efektivitas perundingan. Ini adalah sinyal kuat bahwa kedua belah pihak serius ingin menyelesaikan masalah mereka secara bilateral, dengan bantuan Malaysia.
Pertemuan penting ini tak lepas dari peran dan desakan komunitas internasional. Sebelumnya, Ketua Forum ASEAN, Anwar Ibrahim, telah mengusulkan gencatan senjata pada Jumat (25/7) lalu sebagai langkah awal. Sehari kemudian, Presiden AS Donald Trump bahkan turut menyatakan bahwa kedua pemimpin, Hun Manet dan Phumtham Wechayachai, telah sepakat untuk bekerja menuju tercapainya kesepakatan gencatan senjata yang menyeluruh.
Latar belakang pertemuan darurat ini adalah eskalasi konflik perbatasan yang pecah sejak empat hari lalu, menjadi bentrokan terburuk dalam lebih dari satu dekade terakhir. Jumlah korban tewas dilaporkan telah melampaui 30 orang, termasuk 13 warga sipil di Thailand dan delapan di Kamboja. Sungguh memilukan. Meski seruan gencatan senjata telah dilayangkan dari berbagai penjuru dunia, aksi saling serang di perbatasan masih terus terjadi, menandakan konflik ini telah memasuki hari keempatnya tanpa henti.
Kini, seluruh mata dunia tertuju pada Malaysia. Mampukah negosiasi di Kuala Lumpur ini membawa harapan baru dan menghentikan kekerasan yang telah berlangsung? Hanya waktu yang akan menjawab, namun satu hal pasti: perdamaian di perbatasan Kamboja-Thailand sangat krusial bagi stabilitas regional. Mari kita nantikan hasil dari pertemuan bersejarah ini. Bagikan artikel ini jika Anda setuju bahwa perdamaian harus menjadi prioritas utama!









Leave a Comment