
Sains Indonesia – , Palembang – Pemerintah Sumatera Selatan akhirnya meresmikan pembangunan jalan khusus untuk angkutan tambang untuk mengatasi dampak lingkungan dan kemacetan akibat mobilitas truk batu bara di. Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru meresmikan proyek di Desa Cempaka Wangi, Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat tersebut pada 4 Agustus lalu.
“Kita buktikan bahwa aspirasi masyarakat benar-benar dijawab dengan aksi nyata,” kata Herman melalui keterangan tertulis, Selasa, 5 Agustus 2025.
Jalan hauling—jalur untuk armada tambang—sepanjang 26,4 kilometer ini dibangun dan akan dikelola oleh PT Levi Bersaudara Abadi (LBA), entitas lokal yang bergerak di sektor pertambangan batu bara. Proyek itu dikembangkan melalui Peraturan Gubernur Nomor 74 Tahun 2018 yang mengatur tata cara pengangkutan batu bara melalui jalan umum.
Selama ini, kata Herman, mobilitas truk pengangkut batu bara di jalan nasional kerap dikeluhkan karena memicu kemaceta dan kerusakan jalur. Pergerakan angkutan tambang itu juga menyebabkan polusi udara dan debu di Lahat, Muara Enim, serta Kota Palembang.
Pada akhir Juni 2025, jembatan di Desa Muara Lawai terputus karena dilintasi empat truk angkutan batu bara yang bergerak beriringan. Angkutan bermuatan 34-45 ton itu merusak infrastruktur jalan nasional yang telah dibangun sejak 1987. Jembatan jenis Calender Hamilton (CH) sepanjang 50 meter ini seharusnya tidak dilalui beberapa angkutan berat sekaligus.
Dengan adanya jalan khusus selebar 30 meter, Herman menjamin angkutan batu bara tidak akan lagi bersinggungan langsung dengan pemukiman dan fasilitas umum. Selain mengklaim soal berkurangnya emisi kendaraan berat, kebisingan, serta risiko kecelakaan, Herman menyebut jalur hauling itu dapat menumbuhkan aktivitas ekonomi baru di sekitar jalur yang terkontrol, serta tidak membebani lingkungan pemukiman padat.
“Nanti akan tumbuh warung makan, bengkel, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” kata dia.
Herman meminta PT LBA tetap memperhatikan akses warga dan dampak sosial-lingkungan lain selama proyek berjalan, maupun setelahnya. “Kepentingan masyarakat sekitar harus diutamakan, termasuk soal penggunaan jalan dan kondisi lingkungan mereka,” ucapnya.
Proyek jalan khusus angkutan tambang ini diharapkan menjadi percontohan infrastruktur tambang yang bisa berjalan tanpa mengusik kenyamanan masyarakat. Bila sesuai rencana, pembangunan jalur hauling itu ditargetkan rampung pada Januari 2026.
Pilihan Editor: Jalur Tikus Favorit Penyelundupan Penyu ke Luar Negeri
.









Leave a Comment