Wafatnya Kwik Kian Gie: Tamparan Keras untuk Pengkhianat Ekonomi Bangsa?
jpnn.com, JAKARTA – Indonesia berduka. Ekonom sekaligus politikus legendaris, Kwik Kian Gie, telah berpulang. Namun, kepergiannya bukan sekadar kehilangan, tapi juga momen refleksi mendalam tentang integritas dan keberanian di tengah pusaran kepentingan. Pengamat Hukum dan Pembangunan, Hardjuno Wiwoho, mengingatkan kita: Kwik adalah simbol perlawanan terhadap skandal BLBI yang merugikan negara!
Kontribusi Kwik Kian Gie dalam menjaga keuangan negara begitu monumental. Bayangkan, di tengah tekanan badai krisis moneter, ia menjadi satu-satunya menteri di Kabinet Megawati yang lantang menolak Surat Keterangan Lunas (SKL) bagi para obligor BLBI. Bukan cuma di rapat kabinet, penolakannya digaungkan lewat tulisan dan wawancara hingga akhir hayatnya. Berani melawan arus, itu Kwik Kian Gie!
Prabowo Beri Penghormatan Terakhir untuk Mendiang Kwik Kian Gie
“Beliau berdiri sendirian menolak penerbitan SKL, ketika semua pihak lain memilih jalan kompromi. Ini adalah keberanian langka dalam sejarah kabinet Indonesia,” tegas Hardjuno, Rabu (31/7).
Tapi, keberanian Kwik tak berhenti di situ. Ia juga menjadi garda terdepan yang menentang penjualan Bank Central Asia (BCA). Ironisnya, BCA yang saat itu memegang obligasi rekap BLBI senilai Rp 60 triliun, plus subsidi bunga Rp 7 triliun per tahun (total Rp 42 triliun!), malah diobral ke swasta. Sebanyak 51 persen saham BCA dijual dengan harga murah, hanya sekitar Rp 5 triliun. Padahal, aset BCA saat itu mencapai Rp 117 triliun!
Penjualan tanpa tender terbuka ini, bagi Kwik, bukan hanya kerugian fiskal, tapi juga pengkhianatan moral. Negara berutang pada bank, lalu banknya diserahkan ke swasta? “Ini adalah ironi besar. Semua terjadi atas tekanan IMF,” ujar Hardjuno, menggambarkan kekecewaan mendalam Kwik Kian Gie.
Warisan pemikiran Kwik Kian Gie terbukti relevan hingga kini. SKL yang dulu ditentangnya justru menjadi bom waktu masalah hukum. Para obligor penerima SKL tetap dikejar hukum karena kewajiban mereka yang janggal. Sjamsul Nursalim (Grup Gajah Tunggal) contohnya, sudah dapat SKL, eh malah jadi tersangka korupsi BLBI bersama eks Kepala BPPN Syafruddin Temenggung.
Marimutu Sinivasan (Texmaco Group) juga senasib, diusut kembali oleh Kejaksaan Agung terkait kerugian negara triliunan rupiah. Meski MA membebaskan Syafruddin Temenggung, luka SKL tetap menganga dalam sejarah hukum dan ekonomi Indonesia. Kwik Kian Gie sudah mewanti-wanti sejak awal, SKL adalah pengampunan prematur tanpa akuntabilitas!
Hardjuno, yang juga kandidat Doktor Hukum dan Pembangunan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mengajak generasi muda ekonom dan pembuat kebijakan untuk meneladani integritas Kwik. “Bangsa ini berutang moral pada sosok seperti Kwik Kian Gie. Ia bukan hanya teknokrat, tapi penjaga nurani publik dalam sejarah ekonomi kita,” pungkasnya.
Kwik Kian Gie wafat pada Senin malam, 28 Juli 2025, dalam usia 90 tahun di RS Medistra, Jakarta. Ia dikenang sebagai ekonom kritis, mantan Kepala Bappenas dan Menko Ekuin, serta penulis yang konsisten menolak neoliberalisme dan kompromi dalam pengelolaan negara.(fri/jpnn)
Kepergian Kwik Kian Gie adalah kehilangan besar. Tapi, semangatnya untuk membela keadilan ekonomi harus terus membara. Apa pendapatmu tentang warisan Kwik Kian Gie? Bagikan di kolom komentar dan jangan lupa share artikel ini!









Leave a Comment