
Sains Indonesia – , Jakarta – Seorang pensiunan Angkatan Darat Amerika Serikat, Anthony Aguilar, bercerita ihwal kekejaman Israel di Gaza. Aguilar sempat bertugas di militer AS selama 25 tahun. Dia menjadi petugas keamanan untuk penyaluran bantuan Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung AS dan Israel di Gaza.
Ia mengatakan seorang anak laki-laki asal Palestina bernama Amir, dibunuh oleh Israel tepat setelah ia menerima bantuan. Amir akhirnya tewas ditembak.
Menurut Aguilar, Amir bertelanjang kaki dan berpakaian compang-camping, mendekati titik distribusi bantuan GHF di Gaza. Saat itu ia putus asa mencari bantuan. Amir telah berjalan sejauh 12 kilometer untuk mengumpulkan makanan. Beberapa saat setelah bocah yang lemah itu menerima paket-paket kecil bantuannya, tentara Israel melepaskan tembakan.
Pada Kamis, kemarahan atas GHF dan kisah-kisah yang dibagikan Aguilar kepada anggota parlemen dan jurnalis AS terus berkembang. Senator AS Bernie Sanders mengunggah video Aguilar di X. Sanders menuliskan di X, bahwa Aguilar menyaksikan kekejaman yang dilakukan dengan menggunakan uang pajak Amerika.
Dilansir dari Al Jazeera, dalam wawancara dengan aktivis Israel Offir Gutelzon dan jurnalis Noga Tarnopolsky di podcast UnXeptable minggu ini, Aguilar menceritakan bahwa Amir mendekatinya saat kerumunan pencari bantuan mulai meninggalkan lokasi distribusi bantuan. Aguilar membagikan foto anak laki-laki yang ia identifikasi sebagai Amir, seorang anak kecil yang tampaknya berusia tidak lebih dari 10 atau 12 tahun.
“Dia mengulurkan tangannya, jadi saya memanggilnya untuk datang. Saya bilang, ‘Kemarilah.’ Lalu dia mengulurkan tangan, menggenggam tangan saya, mencium tangan saya, dan berkata Shukran (Terima kasih),” kata Aguilar.
Tak lama setelah menerima bantuan, tentara Israel menyemprotkan merica, gas air mata, granat kejut, dan peluru ke udara dan kaki Amir serta pengungsi lain yang masih berkerumunan mencari bantuan. Ketika para pengungsi yang termasuk perempuan, anak-anak, dan bayi meninggalkan lokasi, Aguilar mendengar tembakan senapan mesin dari tentara Israel.
“Mereka menembak untuk mengendalikan populasi di sepanjang Koridor Morag. Dan saat mereka melakukannya, mereka menembak ke arah kerumunan ini. Warga Palestina, warga sipil, manusia, berjatuhan ke tanah, tertembak,” katanya.
“Dan Amir adalah salah satunya. Amir berjalan 12 km untuk mendapatkan makanan, hanya mendapat sisa-sisa makanan, berterima kasih kepada kami, lalu meninggal,” ujarnya.
Otoritas kesehatan mengatakan lebih dari 1.000 warga Palestina telah tewas saat mencari bantuan sejak GHF memulai operasinya pada akhir Mei. GHF menggantikan sistem yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sebelumnya mengawasi pengiriman bantuan ke daerah kantong tersebut. Secara keseluruhan, setidaknya 60.249 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Pilihan editor: Ini Penyebab Kegagalan Israel Menahan Serangan Iran dalam Perang 12 Hari









Leave a Comment