Kemenkeu: Biaya untuk Aksesi OECD Capai Rp 245 Miliar

Admin Utama

July 15, 2025

2
Min Read

Sains Indonesia – , Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan kebutuhan pendanaan untuk aksesi Indonesia menjadi anggota Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) mencapai €13,62 juta atau Rp 245,26 miliar (kurs Rp 18.000 per Euro). Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan (SPSK) Kementerian Keuangan Masyita Crystallin dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR.

“Kebutuhan pendanaan khusus aksesi ini di €13,62 juta atau Rp 245,26 miliar, yang bisa dicicil dalam tiga termin,” ucap Masyita di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 14 Juli 2025. Total tagihan biaya aksesi ini dibayarkan selama periode 2024-2026. Adapun pembayaran termin 2024 sebesar Rp 50,99 miliar; 2025 sebesar Rp 105,26 miliar; dan 2026 sebesar Rp 89,01 miliar.

Mulanya, kata Masyita, biaya aksesi OECD masuk ke dalam anggaran Badan Kebijakan Fiskal. namun setelah ada restrukturasi, dana aksesi akan dibiayai melalui Direktorat Jenderal SPSK. Tim aksesi OECD telah dibentuk sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 17 tahun 2024, yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Indonesia sendiri telah menyerahkan dokumen Initial Memorandum kepada OECD. Dokumen ini diberikan oleh Menko Perekonomian Airlannga Hartarto di sela-sela pertemuan tingkat menteri Dewan OECD 2025 yang berlangsung di Paris, Prancis, pada Selasa, 3 Juni 2025.

“Momen ini tentu menjadi penting karena Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memperoleh dan memasukkan aksesi dan juga menyelesaikan Initial Memorandum,” ucap Airlangga dalam konferensi pers daring dari Paris pada Rabu malam, 4 Juni 2025. Saat ini, OECD memiliki 38 negara anggota.

Menurut Airlangga, proses aksesi sampai menjadi anggota pada umumnya memakan waktu bertahun-tahun, mulai dari lima hingga sepuluh tahun. Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mencontohkan Argentina yang sudah menyerahkan Initial Memorandum sejak 2022, tapi masih berproses sampai saat ini.

Pilihan Editor: Prabowo Ingin Indonesia Gabung Blok Ekonomi BRICS: Untung atau Rugi?

Leave a Comment

Related Post