Kapolri Sebut Penanganan Karhutla di Kalimantan Barat Berjalan Baik

Admin Utama

August 10, 2025

2
Min Read

KAPOLRI Jenderal Lisyo Sigit Prabowo meninjau langsung penangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kalimantan Barat. Dia mengklaim sejumlah titik api atau hotspot di wilayah itu terus berkurang secara signifikan setelah tim penanggulangan melakukan pemadaman dan operasi modifikasi cuaca.

“Kemarin masih ada hotspot kurang lebih 32 titik, dari kemarin sampai sekarang makin menurun dan modifikasi cuacanya saya lihat juga berhasil,” ujar Sigit melalui keterangan pers pada Sabtu, 9 Agustus 2025.

Sigit menilai penanganan karhutla yang dilakukan tim gabungan yang terdiri dari Polri, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta sejumlah instansi lainnya dan relawan telah berjalan baik.

Tim itu, kata Listyo Sigit, telah dibagi menjadi beberapa tim yang berfokus untuk memadamkan titik api dari berbagai sisi seperti satgas (satuan tugas) di darat serta di udara. Dia mengatakan satgas udara itu bekerja memadamkan api dengan menggunakan water bombing serta melakukan operasi modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan.

Jenderal bintang empat itu mengimbau agar para pemangku kepentingan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak membakar dan membuka hutan sembarangan. Menurut dia, meski pembukaan lahan masih dianggap kearifan lokal oleh sejumlah masyarakat, tetapi prosesnya harus sesuai aturan dan diawasi dengan ketat.

“Namun, tentunya imbauan kami sebaiknya membuka lahan tidak perlu dengan dibakar,” kata dia.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq sebelumnya mengatakan Kalimantan Barat sudah bebas titik panas atau hotspot pada Sabtu, 2 Agustus 2025. Namun, bukan berarti wilayah itu bebas dari potensi karhutla, mengingat musim kemarau masih berlangsung hingga akhir bulan ini. “Langkah pencegahan harus diprioritaskan oleh semua pihak,” kata Hanif dalam keterangan tertulis.

Kalimantan Barat memiliki luas 14,7 juta hektare, dengan 2,7 juta hektare di antaranya adalah lahan gambut. Sekitar 19 persen dari total wilayah provinsi itu dikategorikan sangat rawan terbakar dan sulit dipadamkan.

Provinsi ini sempat tercatat memiliki 1.500 titik api hingga 31 Juli 2025, sudah termasuk 258 yang terbukti merupakan titik api dan berdampak terhadap lahan seluas 989 hektare. Titip panas itu ditangani oleh 195 personel pasukan siaga karhutla dari unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat lokal.

M. Faiz Zaki berkontribusi dalam artikel ini.

Leave a Comment

Related Post