Kamboja Desak Gencatan Senjata dengan Thailand, Korban Tewas Capai 28 Orang

Admin Utama

July 26, 2025

4
Min Read

Sains Indonesia – , JakartaKamboja menginginkan “gencatan senjata segera” dengan Thailand, ungkap utusan negara itu untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Jumat malam, setelah kedua negara tetangga saling serang untuk hari kedua. Hal ini juga menanggapi isyarat Bangkok yang terbuka untuk berunding.

Perselisihan perbatasan yang telah berlangsung lama meletus menjadi pertempuran sengit yang melibatkan jet tempur, artileri, tank, dan pasukan darat pada Kamis, mendorong Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan darurat mengenai krisis tersebut pada hari Jumat.

“Kamboja meminta gencatan senjata segera – tanpa syarat – dan kami juga menyerukan solusi damai untuk perselisihan ini,” kata Duta Besar Phnom Penh untuk PBB, Chhea Keo, setelah pertemuan tertutup Dewan yang dihadiri oleh Kamboja dan Thailand seperti dilansir CNA.

Deru serangan artileri yang terus menerus terdengar dari sisi perbatasan Kamboja pada Jumat.

Menurut Kementerian Pertahanan Kamboja, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 13 orang—lima tentara dan delapan warga sipil—dengan lebih dari 35.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Kementerian Kesehatan Thailand menyatakan lebih dari 138.000 orang telah dievakuasi dari wilayah perbatasannya. Kementerian juga melaporkan 15 korban tewas—14 warga sipil dan seorang tentara—dengan 46 lainnya luka-luka, termasuk 15 tentara.

Pertempuran kembali terjadi di tiga wilayah sekitar pukul 4 pagi pada Jumat, menurut keterangan militer Thailand. Pasukan Kamboja menembakkan senjata berat, artileri lapangan, dan sistem roket BM-21, sementara pasukan Thailand merespons “dengan tembakan pendukung yang sesuai”.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, mengatakan bahwa pertempuran telah mulai mereda pada Jumat sore. Ia menambahkan bahwa Bangkok terbuka untuk perundingan, kemungkinan dibantu oleh Malaysia.

“Kami siap. Jika Kamboja ingin menyelesaikan masalah ini melalui jalur diplomatik, bilateral, atau bahkan melalui Malaysia, kami siap melakukannya. Namun sejauh ini kami belum menerima tanggapan apa pun,” kata Nikorndej, berbicara sebelum pertemuan PBB digelar.

Malaysia saat ini menjabat sebagai ketua blok regional Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang beranggotakan Thailand dan Kamboja.

Sebelumnya, Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, telah memperingatkan bahwa jika situasi meningkat, “hal itu bisa berkembang menjadi perang”. “Untuk saat ini, masih terbatas pada bentrokan,” katanya kepada wartawan di Bangkok.

PERSELISIHAN YANG BERLANGSUNG

Kedua belah pihak saling menyalahkan karena melepaskan tembakan terlebih dahulu, sementara Thailand menuduh Kamboja menargetkan infrastruktur sipil, termasuk sebuah rumah sakit yang terkena tembakan dan sebuah pom bensin yang terkena setidaknya satu roket.

Di PBB, utusan Kamboja mempertanyakan pernyataan Thailand bahwa negaranya, yang lebih kecil dan kurang berkembang secara militer dibandingkan tetangganya, telah memulai konflik.

“(Dewan Keamanan) meminta kedua belah pihak untuk (menunjukkan) pengendalian diri semaksimal mungkin dan menggunakan solusi diplomatik. Itulah yang kami serukan juga,” kata Chhea Keo.

Tidak ada peserta lain dalam pertemuan DK PBB yang berbicara kepada wartawan.

Pertempuran ini menandai eskalasi dramatis dalam perselisihan yang telah berlangsung lama antara kedua negara tetangga tersebut – keduanya merupakan tujuan populer bagi jutaan wisatawan asing – atas perbatasan bersama sepanjang 800 kilometer.

Puluhan kilometer di beberapa wilayah diperebutkan, dan pertempuran pecah antara 2008 dan 2011, menewaskan sedikitnya 28 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.

Putusan pengadilan PBB pada 2013 menyelesaikan masalah tersebut selama lebih dari satu dekade, tetapi krisis saat ini meletus pada Mei ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan baru.

Pertempuran pada Kamis difokuskan di enam lokasi, menurut tentara Thailand, termasuk di sekitar dua kuil kuno.

Pasukan darat yang didukung oleh tank-tank bertempur untuk menguasai wilayah, sementara Kamboja menembakkan roket dan peluru ke Thailand, dan Thailand mengerahkan jet-jet F-16 untuk menyerang sasaran-sasaran militer di seberang perbatasan.

Di Kota Samraong, Kamboja, 20 kilometer dari perbatasan, wartawan melihat keluarga-keluarga melaju kencang dengan kendaraan bersama anak-anak dan barang-barang mereka ketika tembakan meletus.

“Saya tinggal sangat dekat dengan perbatasan. Kami takut,” kata Pro Bak, 41 tahun. Ia membawa istri dan anak-anaknya ke sebuah kuil Buddha untuk mencari perlindungan.

Pilihan Editor: CSIS: Kredibilitas ASEAN Diuji dalam Konflik Thailand-Kamboja

Leave a Comment

Related Post