Hamas VS Israel: Senjata Jadi Penentu? Negara Palestina di Ujung Tanduk?

Admin Utama

August 3, 2025

4
Min Read

GAZA MEMBARA: Hamas Tolak Lepaskan Senjata SampAI…!!

Gaza kembali jadi sorotan! Di tengah konflik yang belum mereda, Hamas dengan tegas menyatakan sikapnya: senjata tak akan dilepas sampai Palestina merdeka sepenuhnya dengan Yerusalem sebagai ibu kota. Kira-kira, kapan ya perdamaian bisa terwujud?

Pernyataan keras ini muncul sebagai respons terhadap klaim yang mengaitkan utusan Timur Tengah Presiden AS, Steve Witkoff, yang menyebut Hamas siap meletakkan senjata. Israel sendiri menjadikan pelucutan senjata Hamas sebagai syarat utama untuk mencapai kesepakatan damai dan mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023. Tapi, Hamas tak gentar dan menegaskan hak mereka untuk bersenjata sebagai bentuk perlawanan.

“Kami tidak akan melepaskan hak untuk melawan dan menyerahkan senjata kami, kecuali negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sepenuhnya dengan Yerusalem sebagai ibu kota telah terwujud,” tegas Hamas seperti dilansir pada Minggu (3/8/2025).

Negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera kembali menemui jalan buntu pekan lalu, menurut laporan BBC. Sementara itu, sejumlah negara Arab dikabarkan terus mendesak Hamas untuk melucuti senjata dan menyerahkan kendali atas Jalur Gaza. Desakan ini muncul seiring pengakuan beberapa negara Barat, termasuk Perancis dan Kanada, terhadap negara Palestina. Inggris pun mengisyaratkan langkah serupa jika Israel gagal memenuhi persyaratan tertentu pada September mendatang. Wah, semakin panas saja situasinya!

Sandera dan Tekanan Membara ke Israel

Situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza semakin meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Israel, bahkan dari sekutu dekat seperti Amerika Serikat. Utusan AS, Steve Witkoff, baru-baru ini mengunjungi Israel dan bertemu dengan keluarga para sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza. Dalam pertemuan yang berlangsung di Tel Aviv pada Sabtu (2/8/2025), Witkoff disambut dengan tepuk tangan dan permohonan bantuan dari keluarga para sandera.

Sebelumnya, Hamas merilis video yang memperlihatkan kondisi seorang sandera bernama Evyatar David yang tampak kurus dan duduk di terowongan gelap tanpa baju. Keluarga David menuding Hamas sengaja membuat Evyatar kelaparan untuk tujuan propaganda dan mendesak pemerintah Israel dan AS untuk segera bertindak menyelamatkan para sandera.

Witkoff menegaskan bahwa prioritas utama upaya perdamaian adalah mengakhiri konflik dan memulangkan semua sandera, bukan hanya menyepakati solusi parsial. Ia juga telah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis dan meninjau fasilitas distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza selatan pada Jumat lalu, yang selama ini menjadi sorotan tajam.

Gaza di Ambang Krisis Kemanusiaan: Kelaparan Mengintai!

Data terbaru PBB mengungkapkan fakta yang mencengangkan: setidaknya 1.373 warga Palestina tewas saat berupaya mencari makanan sejak akhir Mei 2025. Tragisnya, sebagian besar korban tewas di dekat lokasi distribusi bantuan kemanusiaan yang dijalankan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), dengan dukungan dari Israel dan Amerika Serikat.

PBB menyebut krisis kelaparan di Gaza sebagai bencana buatan manusia dan menyalahkan Israel, yang mengendalikan masuknya bantuan ke wilayah tersebut. Namun, Israel membantah adanya pembatasan pengiriman bantuan dan bersikeras bahwa tidak terjadi kelaparan di Gaza. Militer Israel justru menuding Hamas sebagai pihak yang memicu kekacauan di sekitar lokasi distribusi bantuan. Israel juga mengklaim bahwa serangan terhadap warga sipil di wilayah itu tidak disengaja.

Konflik bersenjata antara Israel dan Hamas pecah setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke wilayah selatan Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya. Sebagai balasan, militer Israel melancarkan operasi besar-besaran ke Gaza yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 60.000 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Dari jumlah tersebut, 169 orang termasuk 93 anak-anak dilaporkan meninggal akibat kekurangan gizi.

Letnan Jenderal Eyal Zamir dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperingatkan bahwa operasi militer akan terus berlanjut jika kesepakatan pembebasan sandera tidak segera tercapai.

Jadi, Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Konflik Israel-Palestina memang kompleks dan penuh dengan kepentingan yang saling bertentangan. Pernyataan Hamas yang menolak meletakkan senjata sebelum kemerdekaan Palestina tercapai semakin memperkeruh suasana. Di sisi lain, kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dan menuntut solusi segera.

Apakah perdamaian yang adil dan berkelanjutan mungkin terwujud? Atau justru konflik ini akan terus berlanjut dan memakan lebih banyak korban?

Bagaimana pendapatmu tentang situasi ini? Apakah Hamas benar dengan sikapnya? Atau adakah solusi lain yang bisa ditawarkan? Yuk, bagikan pendapatmu di kolom komentar dan jangan lupa share artikel ini ke teman-temanmu!

Leave a Comment

Related Post