Gawat! Israel Kuasai Gaza: Rencana Rahasia Netanyahu Terbongkar?

Admin Utama

August 8, 2025

4
Min Read

Israel Nekat! Rencana Rebut Gaza Disetujui, Sandera dan Warga Sipil Jadi Taruhan?

Geger! Kabinet Keamanan Israel resmi menyetujui rencana kontroversial untuk merebut Kota Gaza. Keputusan yang diumumkan oleh kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ini, seperti dilansir Arab News, semakin memperburuk situasi yang sudah mengerikan akibat konflik yang berlangsung selama 22 bulan terakhir. Apakah ini eskalasi berbahaya atau langkah yang diperlukan?

Tragisnya, lebih dari 61.100 warga Palestina telah menjadi korban jiwa—angka yang jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya menurut jurnal Lancet—dan sebagian besar wilayah Gaza hancur lebur. Blokade total bantuan kemanusiaan dan pembatasan terhadap PBB serta organisasi internasional lainnya membuat 2 juta warga Palestina di ambang kelaparan.

Netanyahu mengklaim punya rencana menyerahkan Gaza ke negara Arab “sahabat” yang menentang Hamas. Tapi, benarkah semudah itu?

Keputusan ini kabarnya membuat para jenderal Israel khawatir. Mereka memperingatkan bahwa rencana ini bisa membahayakan nyawa 20 sandera yang masih ditawan Hamas dan semakin membebani tentara Israel yang sudah lelah berperang. Keluarga sandera pun resah, takut orang-orang tercinta mereka menjadi korban.

Hamas sendiri mengecam rencana ini. Dalam pernyataan yang dilansir Al Arabiya, mereka menyebut Netanyahu sengaja mengorbankan para tawanan demi kepentingan pribadi dan ideologi ekstremisnya.

Kota Gaza kini menjadi salah satu wilayah terakhir yang belum “dibersihkan” oleh Israel atau dievakuasi. Operasi darat besar-besaran di sana bisa memicu pengungsian massal dan mengganggu pengiriman bantuan makanan.

Israel Semakin Terisolasi?

Operasi militer yang meluas di Gaza akan mengancam nyawa warga Palestina dan para sandera. Dampaknya? Israel semakin terisolasi di mata dunia. Saat ini, Israel sudah menguasai sekitar tiga perempat wilayah Gaza yang hancur.

Keluarga sandera bahkan menggelar protes di luar rapat Kabinet Keamanan di Yerusalem. Ratusan mantan pejabat keamanan Israel juga menentang rencana tersebut, menilai manfaat militernya tidak sebanding dengan risikonya.

Seorang pejabat Israel yang enggan disebutkan namanya mengatakan, rencana ini akan dilaksanakan bertahap untuk meningkatkan tekanan terhadap Hamas.

Warga Palestina? Mereka hanya bisa pasrah.

“Tidak ada lagi yang bisa ditempati,” ujar Maysaa Al-Heila, seorang pengungsi. “Gaza sudah tidak ada lagi.”

Laporan menyebutkan, setidaknya 42 warga Palestina tewas dalam serangan udara dan penembakan Israel di Gaza selatan.

Netanyahu Klaim Kuasai Gaza Hanya Sementara

Dalam wawancara dengan Fox News, Netanyahu berkelit bahwa Israel hanya ingin “menyingkirkan Hamas” dan “membebaskan penduduk Gaza“.

“Kami tidak ingin mempertahankannya. Kami ingin perimeter keamanan,” kilahnya.

“Kami ingin menyerahkannya kepada pasukan Arab yang akan memerintah dengan benar tanpa mengancam kami dan memberikan kehidupan yang baik bagi warga Gaza.”

Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, memperingatkan agar tidak menduduki Gaza karena akan membahayakan sandera dan menambah beban militer.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 251 lainnya. Sebagian besar sandera sudah dibebaskan, tapi 50 orang masih berada di Gaza, dan Israel meyakini sekitar 20 di antaranya masih hidup.

Keluarga sandera bahkan berlayar menuju perbatasan laut Gaza untuk menyuarakan protes.

Yehuda Cohen, ayah dari seorang tentara Israel yang ditahan di Gaza, menuduh Netanyahu memperpanjang perang demi memuaskan kelompok ekstremis dalam pemerintahannya.

“Netanyahu hanya bekerja untuk dirinya sendiri,” tegas Cohen.

Warga Palestina Tewas Saat Cari Makan

Tragis! Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 61.258 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. PBB dan para ahli independen menganggap angka ini sebagai perkiraan yang paling akurat.

Dari 42 orang yang tewas, setidaknya 13 di antaranya sedang mencari bantuan di zona militer Israel di Gaza selatan. Dua orang lainnya tewas di jalan menuju lokasi yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF).

Kantor hak asasi manusia PBB, saksi mata, dan pejabat kesehatan mengatakan pasukan Israel telah secara teratur melepaskan tembakan ke arah kerumunan sejak Mei.

PBB memperkirakan Gaza membutuhkan setidaknya 600 truk bantuan per hari untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduknya.

Israel dan GHF Dikritik Habis-habisan

Doctors Lintas Batas (MSF) mengecam sistem distribusi GHF. “Ini bukan bantuan. Ini pembunuhan yang direncanakan,” tegas mereka.

MSF mengatakan telah merawat 1.380 orang yang terluka di dekat lokasi GHF antara 7 Juni dan 20 Juli, termasuk 28 orang yang meninggal saat tiba. Setidaknya 147 orang menderita luka tembak, termasuk 41 anak-anak.

“Tingkat salah urus, kekacauan, dan kekerasan di lokasi distribusi GHF merupakan kelalaian yang gegabah atau jebakan maut yang sengaja dirancang,” kecam MSF.

GHF membantah tuduhan tersebut dan menuduh MSF “memperkuat kampanye disinformasi” yang didalangi oleh Hamas.

AS dan Israel membantu membangun sistem GHF sebagai alternatif dari sistem pengiriman bantuan PBB. Mereka menuduh Hamas menyedot bantuan.

PBB membantah adanya pengalihan bantuan massal oleh Hamas dan balik menuduh GHF memaksa warga Palestina mempertaruhkan nyawa mereka untuk mendapatkan makanan.

Kesimpulan: Gaza di Ujung Tanduk?

Rencana Israel untuk merebut kembali Kota Gaza adalah langkah berisiko tinggi yang bisa memicu bencana kemanusiaan yang lebih besar. Dengan nyawa warga sipil dan sandera yang menjadi taruhan, dunia internasional harus bertindak cepat untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Apakah ini akhir dari Gaza, atau masih ada harapan untuk perdamaian?

Bagaimana pendapatmu tentang rencana Israel ini? Apakah ada solusi lain untuk konflik ini? Bagikan pendapatmu di kolom komentar dan jangan lupa bagikan artikel ini untuk meningkatkan kesadaran tentang situasi yang mengerikan di Gaza!

Leave a Comment

Related Post