
Sains Indonesia – , Jakarta – Kasus keracunan makanan yang diduga karena mengkonsumsi santapan program makan bergizi gratis (MBG) terus terjadi. Sejak pertama kali program ini dimulai pada 6 Januari 2025 lalu, tercatat ribuan siswa dilaporkan pernah menderita gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program andalan Presiden Prabowo Subianto ini.
Pilihan Editor:Ribuan Relawan Damkar Banjarmasin: Beli Alat dan Mobil Sendiri
Meski pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) mengklaim telah melakukan perbaikan, pelatihan, dan seleksi ketat terhadap para penyedia makanan, berbagai kasus keracunan massal kembali terulang. Teranyar, puluhan siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mendadak dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD SK Lerik, Selasa pagi, 22 Juli 2025. Para siswa yang mengeluh sakit perut diduga mengalami keracunan usai mengonsumsi MBG yang dibagikan di 21 Juli.
Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di Bogor, Jawa Barat, Bombana, Sumba Timur, hingga Sukoharjo, Jawa Tengah. Tempo merangkum sederet peristiwa keracunan massal sejak Januari 2025 yang disebabkan oleh program makan bergizi gratis. Berikut daftarnya:
1. Kupang, Nusa Tenggara Timur
Sebanyak 140 siswa SMPN 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur diduga keracunan saat mengkonsumsi menu makan bergizi gratis. Mereka yang mengalami gangguan kesehatan berupa diare dan muntah-muntah itu dirawat di tiga rumah sakit terdekat, antara lain RSUD SK Lerik, RSU Mamami, dan RS Siloam pada Selasa pagi, 22 Juli 2025.
Guru piket SMP 8 Kupang, Brigina, membenarkan bahwa gejala awal mulai terlihat saat proses belajar mengajar pagi berlangsung. Banyak siswa dari kelas VII hingga IX mengeluh mual, muntah, dan bolak-balik ke kamar mandi.
Mereka sempat ditangani di Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Namun, karena jumlah yang terdampak sangat banyak, sekolah terpaksa merujuk para siswa ke rumah sakit.”Awalnya mereka ditangani di UKS, tapi karena jumlahnya terlalu banyak, kami bawa ke RSUD SK Lerik untuk kloter pertama, sisanya dibawa ke RS lain seperti RS Siloam,” jelas Brigina.
Brigina juga mengungkapkan bahwa sejumlah siswa sudah mengeluhkan rasa tidak nyaman sejak malam sebelumnya. Gejala seperti mual, sakit perut, dan diare mulai dirasakan setelah makan siang MBG yang terdiri dari lauk rendang, sayur kacang panjang campur wortel, tahu, dan pisang. “Dari rumah mereka sudah mengeluh, semalaman bolak-balik kamar mandi. Pagi tetap berangkat ke sekolah, tapi di sekolah kondisinya memburuk, mereka menangis dan berteriak kesakitan,” tambahnya.
2. Sukoharjo, Jawa Tengah
Insiden keracunan makanan dari program MBG pertama kali terjadi pada 16 Januari 2025 atau tepat 10 hari sejak program dimulai. Insiden ini terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah. Dalam peristiwa tersebut sedikitnya sepuluh siswa SDN Dukuh 03 menderita sakit perut dan mual. Kasus tersebut dapat segera ditangani oleh Puskesmas setempat.
Badan Gizi Nasional menemukan bahwa sebagian besar kasus berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru dibentuk dan masih kurang pengalaman dalam mengelola dapur besar. Kurangnya kebersihan, seperti tidak menggunakan alat makan bersih atau tidak mencuci tangan sebelum makan, juga turut memperburuk situasi.
3. Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur
Pada 18 Februari 2025, kasus keracunan makanan juga terjadi di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, dan melibatkan 29 siswa dari SD Katolik Andaluri. Para siswa tersebut mengalami gejala keracunan ringan setelah mengonsumsi makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Mereka segera dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Kejadian ini menambah daftar panjang insiden keracunan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia akibat konsumsi makanan dari program tersebut.
4. Bombana, Sulawesi Tenggara
Pada 23 April 2025, di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, sejumlah murid di SDN 33 Kasipute mengalami mual dan muntah setelah mencium bau tidak sedap dari paket makanan MBG. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 53 dari 1.026 kotak makanan yang dibagikan tidak memenuhi syarat untuk dikonsumsi.
5. Cianjur, Jawa Barat
Pada 21 April 2025, sebanyak 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1 Cianjur mengalami keracunan MBG. Secara keseluruhan ada sebanyak 176 orang di wilayah ini terpapar gejala keracunan karena makanan dari program MBG yang juga disajikan dalam acara hajatan warga. Pemerintah setempat pun menetapkan kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
6. Bogor, Jawa Barat
Kasus keracunan yang tak kalah besar terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat. Pada Ahad, 11 Mei 2025. Sebanyak 210 siswa dari TK hingga SMP mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan MBG. Sebanyak 22 siswa dirawat di rumah sakit, sementara puluhan lainnya mendapatkan perawatan jalan, dan sisanya mengalami gejala ringan.
Pemerintah daerah bersama BGN mengungkap hasil laboratorium untuk mengidentifikasi sumber pasti dari kejadian tersebut. Alhasil, menu MBG saat itu mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella.
Yohanes Seo, Rachel Caroline, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini









Leave a Comment