
Sains Indonesia – , Jakarta – PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengungkap sejumlah tantangan teknis dalam pembangunan proyek MRT Jakarta Fase 2A, khususnya pada segmen terowongan bawah tanah antara Stasiun Harmoni dan Sawah Besar. Proyek ini merupakan bagian dari pembangunan tiga stasiun bawah tanah yaitu Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar.
Corporate Secretary Adhi Karya Rozi Sparta mengatakan lokasi proyek MRT yang berada di pusat Jakarta menghadirkan berbagai kendala. “Lokasi yang berada di jantung Ibu Kota memiliki koridor yang sempit dan ruas jalan yang terbagi oleh Sungai Ciliwung,” kata Rozi melalui keterangan tertulis, Rabu, 16 Juli 2025.
Selain itu, jenis tanah yang lunak dan keberadaan kawasan cagar budaya menambah kompleksitas pembangunan terowongan dengan kedalaman mencapai 27 meter tersebut. Meski demikian, ia memastikan pembangunan konstruksi tersebut tetap mengacu target yang telah ditentukan.
Rozi menyebutkan penggalian terowongan dari Harmoni ke Sawah Besar dimulai pada Mei hingga September 2025. Kemudian dilanjutkan menuju Mangga Besar hingga Juni 2026. “Dalam membangun terowongan bawah tanah, kami menerapkan teknologi Tunnel Boring Machine (TBM) atau mesin bor berteknologi tinggi yang resmi diluncurkan pada 9 Mei 2025,” kata dia.
Ia menjelaskan, TBM yang digunakan memiliki tipe Earth Pressure Balance (IPB) dengan diameter 6,79 meter dan panjang 12 meter. Mesin bor ini akan menggali terowongan sepanjang 1.180 meter dari Harmoni hingga Mangga Besar. “Mesin ini dirancang untuk menggali berbagai jenis tanah secara stabil sekaligus memasang segmen beton pracetak secara simultan dengan kecepatan sekitar 7,5–8 meter per hari,” kata Rozi.
Selain membangun stasiun, kata Rozi, proyek ini juga mengintegrasikan pengembangan kawasan berorientasi transit serta interkoneksi dengan moda transportasi lain dan bangunan sekitar. Untuk itu, ia menilai revitalisasi trotoar juga menjadi bagian penting agar mobilitas publik dapat berjalan lancar.
Mengutip laman MRT Jakarta, proyek MRT Fase 2 ini dimulai sejak 25 Januari 2022 lalu. Proyek ini dibangun dengan biaya sekitar Rp 22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jepang.
Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah: yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.
Pilihan Editor: Penyebab Subsidi Elpiji Tak Tepat Sasaran









Leave a Comment