Dari Gak Belajar IPA Jadi Penasihat Raja: Kisah Inspiratif Profesor Astronomi Ini Bikin Merinding!
Siapa bilang masa lalu menentukan masa depan? Profesor Michele Dougherty membuktikan sebaliknya! Dulu, di SMP, ia bahkan tidak mengambil mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Tapi lihatlah sekarang, ia menjadi perempuan pertama yang diangkat sebagai Astronom Kerajaan Inggris dalam 350 tahun sejarah! Kok bisa?
Dougherty, yang kini menjadi penasihat resmi Raja Charles III dalam bidang astronomi, mengaku terinspirasi oleh teleskop milik ayahnya. Dari situlah, ketertarikannya pada ruang angkasa tumbuh, membawanya pada pencapaian luar biasa. Ia bahkan menjadi bagian dari tim yang mengirimkan wahana antariksa ke bulan-bulan es di Jupiter! Sebuah pencapaian yang bikin kita semua berdecak kagum.
Misi Mencari Kehidupan di Jupiter: Impian Masa Kecil yang Jadi Kenyataan
Salah satu misi yang paling membuatnya bersemangat adalah proyek Badan Antariksa Eropa ke bulan-bulan es Jupiter. Tujuannya? Mencari tahu apakah ada potensi kehidupan di sana. Dougherty dengan antusias mengatakan, “Akan mengejutkan jika tidak ada kehidupan di tata surya kita!”
Perjalanan Dougherty dimulai saat ia berusia 10 tahun. Ia melihat Jupiter melalui teleskop yang ia rakit bersama ayah dan saudara perempuannya. “Saat itulah pertama kalinya saya melihat Jupiter dan empat bulannya yang besar. Tidak pernah terpikir bahwa saya akan mengirim instrumen ke sana dengan wahana antariksa,” ujarnya. “Saya sampai harus mencubit diri sendiri jika memikirkan hal itu, dan juga karena saya sekarang menjadi astronom kerajaan!” Sebuah mimpi masa kecil yang menjadi kenyataan!
Bukti Bahwa Kekurangan Bukanlah Halangan
Yang membuat pencapaian Profesor Dougherty semakin luar biasa adalah kenyataan bahwa ia tidak belajar IPA di SMP. Saat tinggal di Afrika Selatan, ia memilih untuk tetap bersama teman-temannya daripada masuk ke sekolah yang menawarkan pelajaran IPA.
Namun, berkat kemahirannya dalam matematika, ia diterima di jurusan sains di universitas. “Beberapa tahun pertama sangat sulit. Rasanya seperti belajar bahasa baru,” katanya. Namun, dengan kegigihan dan kerja keras, ia berhasil mengejar ketertinggalannya dan menjadi salah satu ilmuwan antariksa terkemuka di Inggris. “Saya mengiyakan hal-hal yang tidak saya tahu cara melakukannya, dan saya belajar seiring berjalannya waktu,” ungkapnya.
Astronom Kerajaan: Jabatan Bergengsi yang Kini Dipegang Seorang Perempuan
Jabatan Astronom Kerajaan (Astronomer Royal) telah ada sejak 1675, seiring dengan pendirian Royal Observatory di Greenwich. John Flamsteed adalah orang pertama yang mengisi posisi ini. Awalnya, tugas utama seorang Astronom Kerajaan adalah menasihati raja tentang penggunaan bintang untuk meningkatkan navigasi di laut.
Louise Devoy, kurator senior observatorium, menjelaskan bahwa jabatan ini berkembang seiring waktu, menjadi salah satu suara ilmiah paling penting di negara itu. Pada abad ke-19, Astronomer Royal mulai diminta untuk memberikan nasihat kepada pemerintah tentang berbagai macam topik di luar astronomi, seperti kereta api, jembatan, dan telegrafi.
Sebelum Dougherty, sudah ada 15 pria yang memegang jabatan astronom paling senior untuk seluruh Inggris. Di Royal Observatory di Edinburgh, Profesor Catherine Heyman telah memegang jabatan yang setara sebagai Astronomer Royal untuk Skotlandia sejak 2021. Ia sangat gembira mendengar pengangkatan Dougherty.
“Selama 350 tahun terakhir, gelar Astronomer Royal dipegang oleh astronom pria kulit putih. Hal itu mencerminkan seperti apa komunitas astronomi selama beberapa abad terakhir. Namun, segalanya berubah,” kata Heyman. “Sains menjadi lebih beragam, yang memang diperlukan jika kita ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan besar ini. Saya sangat gembira sekarang bahwa kedua Astronomer Royal di seluruh Inggris adalah perempuan, mencerminkan fakta bahwa sains adalah untuk semua orang,” tambahnya.
Inspirasi Bagi Generasi Penerus: Perempuan Juga Bisa!
Profesor Dougherty berharap pengangkatannya sebagai Astronom Kerajaan akan menginspirasi lebih banyak perempuan untuk menekuni bidang sains. Ia menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai kepala departemen fisika di Imperial College. Selama masa jabatannya, persentase mahasiswa perempuan tahun pertama yang datang ke Imperial meningkat dari sekitar 19 persen menjadi 25 persen.
“Bukan perubahan yang besar, tetapi ada perubahan positif. Dan saya pikir itu karena para mahasiswi melihat bahwa saya berada di peran yang mungkin mereka cita-citakan di masa depan,” ujarnya.
Kesimpulan: Jangan Biarkan Masa Lalu Menentukan Masa Depanmu!
Kisah Profesor Michele Dougherty adalah bukti nyata bahwa latar belakang atau kekurangan bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan. Dengan kerja keras, kegigihan, dan keberanian untuk mencoba hal-hal baru, kita semua bisa mencapai impian kita.
Jadi, apa pendapatmu tentang kisah inspiratif ini? Apakah kamu juga punya mimpi besar yang ingin kamu wujudkan? Jangan ragu untuk berbagi di kolom komentar! Dan jangan lupa untuk bagikan artikel ini ke teman-temanmu agar mereka juga terinspirasi!
					








Leave a Comment