MOSKWA, KOMPAS.com — Bayangkan 11 jam mencekam setelah gempa dahsyat bermagnitudo 8,8 mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka. Seluruh Rusia, dan bahkan negara tetangga, menahan napas menunggu kepastian nasib gelombang tsunami. Kini, kabar baik akhirnya datang! Pemerintah Rusia resmi mencabut peringatan tsunami pada Rabu (30/7/2025) waktu setempat, membawa kelegaan luar biasa bagi jutaan orang. Tapi, apa saja yang terjadi selama jam-jam krusial itu?
Kabar pencabutan peringatan tsunami ini disampaikan langsung oleh Menteri Darurat Wilayah Kamchatka, Sergei Lebedev, melalui media sosial. Sebelumnya, otoritas di Kamchatka dan Kepulauan Kuril memang tak main-main, mereka langsung mengevakuasi sejumlah wilayah pesisir demi menghindari ancaman tsunami yang mengerikan dari gempa Rusia ini.
Di kota pelabuhan Severo-Kurilsk, gelombang sempat menyebabkan kerusakan. Saksi mata melaporkan kawasan pesisir rusak parah, perahu-perahu terseret, dan kontainer-kontainer terombang-ambing. Namun, menjelang malam, situasi mulai terkendali. Gubernur Wilayah Sakhalin, Valery Limarenko, memastikan bahwa “Situasinya mulai stabil.” Meskipun begitu, ia menegaskan bahwa seluruh layanan darurat tetap bersiaga penuh, mengantisipasi segala kemungkinan lanjutan. Sebuah langkah bijak yang patut diacungi jempol!
Bangunan Teruji Gempa, Nihil Korban Jiwa?
Kabar paling melegakan datang dari Kremlin. Juru bicara Dmitry Peskov dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada korban jiwa akibat gempa bumi maupun tsunami ini. “Sistem peringatan dini tsunami bekerja tepat waktu sehingga evakuasi dilakukan dengan baik,” kata Peskov kepada media. Ia juga menambahkan, “Secara umum, ketahanan bangunan terhadap gempa telah terbukti. Syukurlah, tidak ada korban jiwa.” Ini menunjukkan betapa pentingnya infrastruktur yang kuat dan sistem peringatan yang handal!
Meski tidak ada korban meninggal, Menteri Kesehatan Regional Oleg Melnikov mengonfirmasi bahwa ada sejumlah orang mengalami luka ringan akibat guncangan dahsyat gempa tersebut. Gempa Kamchatka ini disebut Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, sebagai yang terkuat dalam beberapa dekade terakhir. Menurut Badan Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa berada sekitar 136 kilometer timur kota Petropavlovsk-Kamchatsky.
Tak Hanya Rusia: Jepang dan Filipina pun Bernapas Lega
Dampak gempa Rusia ini ternyata terasa hingga ke negara-negara tetangga. Jepang dan Filipina, yang juga sempat mengeluarkan peringatan tsunami, kini ikut mencabutnya. Badan Meteorologi Jepang mengumumkan bahwa seluruh peringatan tsunami telah dicabut, meski imbauan tetap berlaku di sepanjang pesisir utara hingga selatan, dari Hokkaido sampai Okinawa. Sepertinya, mereka ingin memastikan semuanya benar-benar aman!
Di Filipina, otoritas juga menyatakan bahwa “tidak ada gangguan signifikan pada permukaan laut maupun gelombang tsunami destruktif” yang tercatat sejak gempa terjadi. “Efek dari gangguan permukaan laut minor telah berlalu,” bunyi pernyataan resmi mereka. Sebuah tanda bahwa ancaman terbesar telah berlalu.
Meskipun situasi dinyatakan stabil, otoritas Rusia tetap mengingatkan adanya potensi gelombang tinggi susulan. “Risiko gelombang besar masih ada,” kata otoritas darurat Rusia dalam laporan terakhirnya. Jadi, kewaspadaan tetap menjadi prioritas utama.
Kisah ini menjadi bukti nyata bagaimana sistem peringatan dini yang efektif dan bangunan tahan gempa bisa menyelamatkan banyak nyawa saat bencana melanda. Insiden gempa di Kamchatka ini juga menunjukkan solidaritas global dalam menghadapi ancaman alam. Menurutmu, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari peristiwa ini, terutama terkait kesiapan menghadapi bencana di wilayah kita sendiri? Bagikan pendapatmu di kolom komentar dan jangan lupa sebarkan berita penting ini agar lebih banyak orang tahu!









Leave a Comment