Tahu Persembunyian Khamenei, Trump Klaim Selamatkan Pemimpin Iran dari Pembunuhan

Admin Utama

June 28, 2025

3
Min Read

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeklaim “menyelamatkan” Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dari pembunuhan Israel.

Hal tersebut disampaikan Trump dalam unggahannya di platform media sosial Truth Social pada Jumat (27/6/2025), sebagaimana dilansir AFP.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump usai Khamenei menyatakan kemenangan dalam perang sekaligus mengecam AS usai menyepakati gencatan senjata dengan Israel. 

Baca juga: Trump Marah-marah di Medsos, Sebut Khamenei Tak Tahu Berterima Kasih

Dalam pidatonya setelah gencatan senjata, Khamenei juga menuturkan bahwa laporan kerusakan terhadap fasilitas nuklir Iran terlalu dibesar-besarkan.

Trump mengeklaim tahu persis di mana Khamenei bersembunyi selama perang lalu mencegah Israel dan pasukan AS membunuhnya

“Saya tahu persis di mana dia berlindung, dan saya tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, mengakhiri hidupnya,” tulis Trump.

“Saya menyelamatkannya dari kematian yang sangat buruk dan memalukan dan dia tidak perlu berkata ‘terima kasih Presiden Trump’,” tambah Trump.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada Kamis (26/6/2025) bahwa Israel tidak membunuh Khamenei karena tidak tahu di mana ia bersembunyi di bawah tanah.

Baca juga: Trump: Anak Kandung Uncle Sam?

AS ancam Iran

Trump juga mengatakan bahwa dia telah bekerja dalam beberapa hari terakhir untuk kemungkinan pencabutan sanksi terhadap Iran, salah satu tuntutan utama Teheran.

“Tetapi tidak, sebaliknya saya malah dihujani dengan pernyataan kemarahan, kebencian, dan rasa jijik, dan segera menghentikan semua pekerjaan untuk keringanan sanksi, dan banyak lagi,” jelas Trump.

Trump juga mengatakan pada Jumat bahwa ia akan mempertimbangkan untuk mengebom fasilitas nuklir Iran jika Teheran memperkaya uranium ke tingkat yang mengkhawatirkan AS.

Trump juga mengeklaim bahwa ia memerintahkan Israel untuk memulangkan pesawat yang berencana untuk menyerang Iran ketika gencatan senjata antara Israel dan Iran tercapai.

“Itu akan menjadi serangan terbesar dalam perang sejauh ini. Iran harus kembali ke arus tatanan dunia, atau keadaan akan semakin buruk bagi mereka,” jelas Trump, sebagaimana dilansir The Times of Israel.

Menanggapi pernyataan Trump, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menulis di X bahwa jika Trump benar-benar menginginkan kesepakatan, ia seharusnya mengesampingkan nada tidak hormat dan tidak dapat diterima terhadap Khamenei.

“Dan berhenti menyakiti jutaan pengikutnya yang tulus,” ujar Araghchi.

Baca juga: Setelah Bantu Israel Lawan Iran, Trump Minta Persidangan Korupsi Netanyahu Dibatalkan

Perang Iran-Israel

Israel memulai perang dengan Iran setelah meluncurkan serangan udara besar-besaran pada 13 Juni.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kala itu mengatakan, serangan tersebut dimaksudkan untuk melumpuhkan senjata nuklir Iran.

Serangan Israel tersebut juga menewaskan para perwira tinggi militer Iran dan sejumlah ilmuwan nuklir.

Iran pun langsung membalas serangan Israel dengan serentetan serangan rudal.

Baca juga: Trump Yakin Nuklir Iran Hancur, Wapres AS Malah Tampak Ragu

Setelah itu, kedua belah pihak saling jual-beli serangan selama lebih dari sepekan. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak.

AS melibatkan diri dalam perang dengan melancarkan serangan udara pada Minggu (22/6/2025) dini hari ke tiga situs nuklir Iran.

Situasi semakin rumit, dan Trump mengancam akan menyerang Iran lebih kuat jika tidak mau menyerah. 

Pada Selasa (24/6/2025), Trump mengumumkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk gencatan senjata yang kemudian dikonfirmasi oleh kedua belah pihak.

Baca juga: Usai Damaikan Iran-Israel, Trump Ingin Longgarkan Sanksi Teheran

Leave a Comment

Related Post