33 Nyawa Melayang! Perang Thailand-Kamboja Membara, Ada Apa dengan ASEAN?

Admin Utama

July 26, 2025

3
Min Read

Perang Makin Panas! Thailand dan Kamboja Saling Serang, Gencatan Senjata Gagal?

BANGKOK, KOMPAS.com – Pertempuran sengit antara Thailand dan Kamboja terus membara! Meskipun Kamboja sudah berteriak minta gencatan senjata, Thailand sepertinya masih ogah-ogahan. Situasi makin runyam, dan kita semua wajib waspada!

Konflik yang meletus sejak Kamis (24/7/2025) ini bukan main-main. Sudah 33 nyawa melayang, menjadikannya pertempuran paling berdarah dalam beberapa tahun terakhir. Bayangkan, perselisihan perbatasan yang tadinya adem ayem kini berubah jadi perang beneran! Jet tempur, artileri, tank, sampai pasukan darat dikerahkan. Ngeri!

Dewan Keamanan PBB sampai turun tangan dan mengadakan pertemuan darurat pada Jumat lalu. Tapi, apakah ini cukup untuk meredam tensi?

Kementerian Pertahanan Kamboja mengumumkan kabar duka: 13 orang tewas, termasuk 8 warga sipil dan 5 tentara. Sementara itu, 71 orang lainnya terluka. Di pihak Thailand, militer setempat mengkonfirmasi 5 tentara tewas pada Jumat, sehingga total korban tewas mencapai 20 orang, termasuk 14 warga sipil dan 6 militer. Total-total, korban tewas sudah melebihi 28 orang, angka yang sama mengerikannya dengan pertempuran besar terakhir antara 2008 hingga 2011.

Bentrokan terbaru terjadi sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Kamboja menuduh Thailand menembakkan lima peluru artileri berat ke Provinsi Pursat, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Trat di Thailand. Wartawan AFP yang berada di Samraong, Kamboja, juga mendengar suara dentuman artileri yang memekakkan telinga pada Sabtu sore.

“Saya hanya ingin ini berakhir secepatnya,” keluh Sutian Phiewchan, seorang warga Thailand yang bersembunyi di bunker di Provinsi Sisaket, hanya 10 kilometer dari perbatasan. Siapa sih yang mau hidup dalam ketakutan?

Lebih dari 138.000 orang sudah dievakuasi dari wilayah perbatasan Thailand. Di Kamboja, lebih dari 35.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Ini bukan sekadar angka, tapi juga kisah pilu tentang kehilangan dan ketidakpastian.

Di tengah situasi yang makin memanas, Duta Besar Kamboja untuk PBB, Chhea Keo, dengan nada memohon menyerukan gencatan senjata segera tanpa syarat. Tapi, Menteri Luar Negeri Thailand, Maris Sangiampongsa, malah menanggapi dengan dingin. Katanya, Kamboja harus menunjukkan niat tulus untuk mengakhiri konflik sebelum perundingan atau gencatan senjata bisa dilanjutkan. “Kamboja harus berhenti melanggar kedaulatan Thailand dan kembali ke jalur dialog bilateral,” tegas Maris.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, sebelumnya juga menyatakan, Bangkok terbuka untuk melakukan perundingan, bahkan dengan bantuan Malaysia, yang saat ini memegang tampuk kepemimpinan di ASEAN.

Kedua belah pihak saling tuding soal siapa yang memulai eskalasi kekerasan ini. Thailand menuduh Kamboja menargetkan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan pom bensin. Sementara itu, Kamboja menuduh pasukan Thailand menggunakan bom curah. Serius?!

Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, yang masih punya pengaruh besar, mengunjungi tempat penampungan para pengungsi pada Sabtu. Thaksin menekankan bahwa militer perlu menyelesaikan operasinya terlebih dahulu sebelum dialog bisa dilanjutkan. “Tindakannya mencerminkan pola pikir yang terganggu. Dia seharusnya merenungkan perilakunya,” sindirnya pedas, merujuk pada mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen.

Pertempuran ini adalah eskalasi dramatis dari sengketa yang sudah berlangsung lebih dari satu dekade. Kedua negara berbagi perbatasan sepanjang 800 kilometer. Wilayah yang diperebutkan telah memicu pertempuran antara 2008 hingga 2011, menewaskan sedikitnya 28 orang dan membuat puluhan ribu orang mengungsi.

Meskipun Putusan Pengadilan PBB pada 2013 menyelesaikan masalah ini untuk sementara, ketegangan kembali memuncak pada Mei lalu setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan baru.

Hubungan kedua negara makin memburuk ketika rekaman panggilan telepon antara Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, dan Hun Sen bocor ke publik bulan lalu. Dalam rekaman itu, Paetongtarn dituduh tidak cukup membela Thailand dan mengkritik militernya sendiri. Akibatnya, ia diberhentikan sementara dari jabatannya melalui perintah pengadilan. Wah, drama banget!

Jadi, bagaimana menurutmu? Apakah gencatan senjata mungkin terjadi dalam waktu dekat? Atau justru perang akan terus berlanjut dan memakan lebih banyak korban? Jangan ragu untuk memberikan pendapatmu di kolom komentar dan bagikan artikel ini ke teman-temanmu! Mari kita pantau terus perkembangan situasi ini!

Leave a Comment

Related Post